Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
SEMUA arena pertandingan dan non-pertandingan Asian Games 2018 dipastikan terbebas dari penamaan perusahaan swasta nonsponsor resmi atau unofficial sponsor.
"Sesuai dengan peraturan dari Dewan Olimpiade Asia (OCA), tidak ada ambush marketing. Mohon maaf, arena-arena itu tidak akan ada mereknya," kata Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (Inasgoc) Erick Thohir pada jumpa pers setelah rapat koordinasi komite Asian Games 2018 di Jakarta, Rabu (9/5).
Sebelumnya, perusahaan e-commerce Blibli.com ingin mengubah nama Istora Senayan menjadi Blibli Arena untuk menyambut Indonesia Terbuka 2018. Pihak Blibli melalui siaran pers resmi mengklaim mulai tahun ini Istora Senayan akan berubah nama menjadi Blibli Arena.
Inasgoc, menurut Erick, akan menjaga Asian Games 2018 dari kegiatan promosi secara tersembunyi perusahaan-perusahaan yang bukan menjadi sponsor Asian Games ke-18, termasuk penamaan arena.
"Total dana pemasukan dari sponsor kepada kami mencapai Rp800 miliar. Jika kami dinilai wanprestasi, kami akan mendapatkan sengketa dan sponsor tidak akan membayar ke kami. Itu artinya, kami akan kembali minta anggaran dari negara," kata Erick.
Belum diubah
Sebelumnya, Direktur Pembangunan dan Pengembangan Usaha Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPK-GBK) Gatot Tetuko mengatakan, pihaknya belum memutuskan untuk mengubah nama arena pertandingan sebagai hasil kerja sama dengan pihak swasta.
"Kami belum memutuskan iya atau tidak dengan siapa pun, apalagi kontrak. Kami memang mempertimbangkan pengelolaan GBK setelah Asian Games 2018. Salah satunya, setiap arena bersifat multifungsi bahkan kegiatan nonolahraga," kata Gatot.
GBK, menurut Gatot, belum mempunyai regulasi terkait dengan penamaan arena olahraga oleh pihak ketiga atau sponsor meskipun selalu membuka peluang untuk menjalin kerja sama.
"Kami selalu berpikir keras karena GBK telah dibangun begitu hebat. Biaya operasional untuk Stadion Utama saja mencapai Rp30 miliar setiap tahun dan untuk seluruh kompleks GBK mencapai Rp120 miliar-Rp130 miliar dalam setahun," kata Gatot.
Gatot mengatakan biaya operasional itu telah meningkat empat kali lipat jika dibandingkan dengan biaya operasional GBK sebelum renovasi jelang Asian Games 2018.
Sementara itu, Inasgoc secara resmi memperkenalkan obor Asian Games 2018 di Jakarta, kemarin. Obor tersebut yang akan diarak keliling ke 18 provinsi di Indonesia mulai Juli mendatang, memiliki ciri khas dan menggambarkan keunikan budaya dari tuan rumah penyelenggara.
"Dengan memadukan dua alat tradisional untuk bela diri asal Betawi (golok) dan Palembang (skin), jadilah sebuah obor yang indah dan gagah yang akan menjadi wadah bagi api abadi Asian Games untuk berkobar," kata Erick.
Ridwan Saidi, budayawan Betawi, mengatakan golok bagi masyarakat Betawi bukan hanya sebagai sebuah senjata tapi sebagai sebuah karya seni. (Beo/Ant/R-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved