Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Radar T-50i Jadi Bahan Evaluasi

ARIF HULWAN
21/12/2015 00:00
Radar T-50i Jadi Bahan Evaluasi
( ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
INSIDEN jatuhnya pesawat tempur T-50i Golden Eagle saat berakrobat dalam acara Gebyar Dirgantara 2015 di Pangkalan Udara Adisutjipto, Yogyakarta, ke marin, diinvestigasi TNI-AU bersama pab rikan asalnya di Korea Selatan. Meski demikian, isu kelengkapan radar jet itu sempat menjadi bahan perbincangan. Anggota Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mengaku mendapat informasi ada masa lah radar di pesawat latih bagi pilot jet tersebut, bahwa radar yang terpasang di jet T-50i hanya radar pesawat biasa, bukan radar taktis atau radar tempur. "Perbedaan (dua jenis radar) itu signifikan. Kalau radar taktis, dalam kecepatan ting gi GPS ada, hidup, bisa detect mana musuh dan kawan, juga bisa berkomunikasi dengan tim melaui komunikasi rahasia. Kalau radar biasa, terbatas," jelasnya.

Ia menambahkan, tak dipasangnya radar tak tis itu disebabkan ketiadaan izin dari Amerika Serikat sebagai pemilik teknologi. Hasanuddin menyebut hal itu bermula dari hambatan dalam transfer of technology (ToT) dua negara itu sebelumnya. "Ini juga harusnya jadi pembelajaran bagi TNI-AU. Mendingan beli setengah skuadron tapi lengkap (peralatan avioniknya) ketimbang beli satu skuadron, tapi kurang sana sini," cetus dia. Terkait dengan dampaknya pada kerja sama pembangunan pesawat tempur antara Korsel dan Indonesia, KFX-IFX, politikus PDI Perjuangan itu mengakui masih harus melihat hasil investigasi. Kepala Dinas Penerangan TNI-AU Marsekal Pertama Dwi Badarmanto mengatakan pihaknya tidak ingin berspekulasi dengan me nerka-nerka penyebab kecelakaan yang menewaskan Letkol (Pnb) Marda Sarjana  dan Kapten (Pnb) Dwi Cahyadi itu.

Investigasi, lanjut Dwi, akan dilakukan tim Panitia Penyelidik Kecelakaan Pesawat Terbang (PPKPT) yang dipimpin Wakil Kepala Staf TNI-AU Marsekal Madya Hadiyan Su mintaatmadja. Pabrikan pembuat T-50i, Korean Aerospace Industries (KAI), aku dia, disertakan dalam investigasi tersebut. Pihaknya juga tidak menargetkan batas waktu penyelidikan. "Ini masih penyelidikan. Jangan percaya dulu terhadap spekulasi misalnya dari video amatir. Pada saatnya kami jelaskan itu kenapa terjadi," tegas Dwi, kemarin.

Makam pahlawan
Dua pilot TNI-AU yang meninggal dalam tragedi jatuhnya pesawat T-50i Golden Eagle dijadwalkan dimakamkan di taman makam pahlawan, hari ini. "Keduanya akan dimakamkan di taman makam pahlawan," kata Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Adisutjipto Mayor Sus Hamdi Londong, kemarin. Jenazah Letkol (Pnb) Marda dijadwalkan
di makamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Madiun, Jawa Timur, sedangkan Co Pilot Mayor (Pnb) Dwi Cahyadi di TMP Jl Kusumanegara, Yogyakarta. Mengenai kondisi pesawat sebelum insiden, Komandan Lanud Adisutjipto, Marsma Imran Baidirus, mengatakan pesawat dalam kondisi layak terbang.

Pesawat sebenarnya di lengkapi pelontar tempat duduk pilot, tapi belum diketahui mengapa alat itu tidak digunakan. "Mabes akan menurunkan tim investigasi untuk meneliti itu semua." Toto Prihastoro, warga yang menyaksikan insiden itu, mengatakan, pesawat terbang rendah di bawah sekitar 500 meter dan memutar di angkasa. Namun, tiba-tiba pesawat langsung menukik ke bawah dan jatuh meledak. (FU/ST/X-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya