Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
WARGA tunanetra di Kota Yogyakarta dipastikan akan mengikuti pilkada tanpa kendala. Seperti diungkapkan Sri Lestari, salah seorang dari mereka, template yang disediakan Komisi Pemilihan Umum sangat membantu mereka memberikan suara.
“Template yang disediakan cukup bagus. Lubang untuk memberikan pilihan juga cukup besar,” papar Sri Lestari seusai mengikuti simulasi pemungutan suara, Sabtu (11/2).
Ia mengaku tidak dapat membaca huruf braille dalam surat suara secara cepat. “Namun, saya dapat membaca pasangan calon yang maju pada pilkada Kota Yogyakarta,” tambahnya.
Dengan tepat Sri bisa menyebut dua pasangan yang berkontestasi untuk menjadi wali kota dan wakil wali kota, yakni pasangan Haryadi Suyuti-Heroe Poerwadi dan pasangan Imam Priyono-Achmad Fadli.
Meski itu sudah baik, Rapin, rekan Sri Lestari, meminta di setiap TPS ada pendamping untuk penyandang disabilitas.
Pada hari yang sama, Bawaslu Jawa Tengah juga menggelar simulasi pengawasan pemungutan suara berbasis teknologi informasi di tujuh kabupaten/kota. “Simulasi melibatkan dua dua anggota panitia pengawas kecamatan,” kata Ketua Panwaslu Cilacap Warsid.
Simulasi itu bertujuan melancarkan praktik perekaman video di TPS oleh pengawas. Selama di TPS, pengawas merekam kejadian penting dengan telepon seluler.
“Rekaman kejadian penting di TPS akan dikirim ke Bawaslu Jateng. Pengawasan berbasis IT ini diharapkan dapat mengurangi kecurangan,” tambah petinggi Bawaslu Jateng Teguh Purnomo.
Dari Nusa Tenggara Timur, Ketua KPUD Maryanti Adoe memastikan pihaknya siap menggunakan aplikasi Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng). “Kami berharap tidak ada masalah dengan jaringan internet dan listrik sehingga aplikasi ini bisa berjalan efektif.”
Aplikasi Situng dibuat untuk mendorong partisipasi masyarakat turut mengawasi dan mengawal hasil pemungutan suara dan mencegah terjadinya kecurangan. (AU/LD/PO/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved