Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Syahbandar Periksa Agen KM Mutiara

06/2/2017 07:27
Syahbandar Periksa Agen KM Mutiara
(ANTARA/M Risyal Hidayat)

KESYAHBANDARAN ­Utama Tanjung Perak, Surabaya, akan mulai memeriksa tragedi yang terjadi di KM Mutiara Sentosa I, yang terombang-ambing di tengah laut selama 18 jam. Pemeriksaan agen dan awak kapal dilakukan hari ini.

“Penyidikan dilakukan terkait dengan upaya memaksa kapal untuk memecah gelombang tinggi. Kami akan mendalami, mengapa nakhoda memilih melakukannya,” papar Kepala Bidang Penjagaan Patroli dan Penyidikan Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak, Edi Sumarsono, kemarin.

KM Mutiara Sentosa I merupakan kapal penumpang jenis roll on-roll off (roro) yang berangkat dari Balikpapan pada Rabu, 1 Februari. Seha-rusnya kapal tiba di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada Jumat (3/1) dini hari. Namun, kapal yang mengangkut 180 penumpang dewasa dan anak-anak, 50 truk itu kehabisan bahan bakar di perairan dekat Karang Jamuang, Jawa Timur, pada Jumat. Selama 18 jam, mesin kapal mati sebelum ­akhirnya pertolongan tiba.

Edi menambahkan pihak-nya menyiapkan sanksi bila memang terbukti ada kesalahan baik di agen atau awak kapal. Ketika berangkat seharusnya sudah diperhitungkan secara matang kebutuhan bahan bakar minyak untuk kapal itu.

Dari keterangan awal nakhoda Eddy Sarwoyo, kapal sudah diisi BBM sebanyak 46 ton, dari kebutuhan 40 ton. Perjalanan Balikpapan-Surabaya memakan waktu 40 jam. Namun, karena cuaca buruk, kapal harus berlindung di Karang Jamuang sehingga BBM habis.

“Nakhoda mengaku sudah melapor ke agen untuk segera mendapat bantuan, tapi kapal yang hendak mengirim bantuan juga terkendala cuaca buruk,” lanjut Edi.
Ia berjanji mendalami keterangan sang nakhoda. “Memang murni cuaca atau ada faktor lain.”

Kemarin, ombak tinggi dilaporkan terjadi di Laut Jawa, Samudra Hindia, dan perairan Sumatra. Di Karawang, Jawa Barat, nelayan pantura mengalami paceklik karena angin kencang dan ombak tinggi.

“Sudah satu bulan pendapatan kami berkurang hingga 90%. Dari biasanya bisa mendapat teri sebanyak 100 kilogram, saat ini dalam sehari hanya dapat 10 kg,” papar Asip, nelayan asal Tempuran.

Tingginya gelombang juga membuat Stasiun BMKG Cilacap, Jawa Tengah, mengeluarkan peringatan dini. Saat ini, kecepatan angin di pantai selatan mencapai 30 knot dan ombak setinggi 4 meter.

“Cuaca buruk melanda wilayah selatan Jateng dan DI Yogyakarta. Kondisi saat ini berbahaya bagi nelayan,” papar pengamat cuaca Rendi Krisnawan.

Kepala BMKG Pangkalpinang menyatakan di Bangka Belitung, selain gelombang tinggi, warga juga menghadapi ancaman hujan deras, petir, dan angin kencang. “Warga diimbau waspada.” (FL/CS/LD/RF/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya