Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
POTENSI sumber daya alam dan kebutuhan masyarakat Indonesia yang berbeda-beda belum dipetakan dengan optimal. Akibatnya, riset yang dilakukan di dalam negeri belum sesuai dengan pemetaan.
Lantaran itulah, pemerintah di era Joko Widodo-Jusuf Kalla telah membuat skema dana riset Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), antara lain dengan membagi topik-topik riset berdasarkan kemampuan daerah.
Demikian dikemukakan Manajer Riset dan Pengabdian Masyarakat Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Wisnu Jatmiko, saat Dies Natalies Ke-67 UI di Kampus UI, Kota Depok, kemarin.
Menurut Wisnu, setiap daerah memiliki potensi sumber daya alam dan kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda. Sebagai contoh di Sumatra dan Kalimantan, riset yang dibutuhkan ialah untuk mengembangkan potensi kelapa sawit. Sementara itu, di Jawa lebih mengarah pada kebutuhan tekstil, makanan dan minuman, serta teknologi informasi dan komunikasi. “Begitupun di daerah lainnya. Selain menyesuaikan kebutuhan, potensi yang ada harus bisa dimanfaatkan sebagai peluang riset,” ujarnya.
Memang, ungkap Wisnu, belum banyak riset dalam negeri yang sesuai dengan arah pemetaan itu. Penyebabnya, menurut Duta Ilmu Pengetahuan Nasional itu, ialah fasilitas riset yang masih minim dan keterbatasan sumber daya peneliti. Padahal, Indonesia memiliki jumlah penduduk usia produktif mencapai 60% dari total jumlah penduduk. Begitupun dengan jumlah mahasiswa aktif di perguruan tinggi hampir 5 juta orang atau sekitar 0,02% dari penduduk Indonesia.
“Kelompok mahasiswa ini yang harusnya kita dorong untuk menjadi pelopor riset dalam negeri sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing,” pungkas Penerima Habibie Award 2015 tersebut.
Rektor UI M Anis menambahkan perguruan tinggi memiliki peranan yang sangat penting dalam memajukan riset di Tanah Air, terutama untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) peneliti yang andal dan berkualitas. “Oleh karena itu, mulai pendidik hingga mahasiswa harus sanggup menciptakan inovasi berbasis iptek,” tegasnya.
Anis meyakini perguruan tinggi mampu menjadi wadah terciptanya hasil-hasil riset yang inovatif sesuai dengan arah kebijakan pembangunan sehingga riset dapat membawa Indonesia menjadi bangsa yang mandiri. (Mut/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved