Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PEMERINTAH melalui Kementerian Sosial hingga hari kelima pascagempa di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, telah menyalurkan bantuan mencapai Rp6,5 miliar.
"Masih terjadinya gempa susulan membuat mereka merasa tidak aman di dalam rumah sehingga memilih bertahan di tenda-tenda pengungsian. Ini berdampak pada kebutuhan logistik yang cukup tinggi. Untuk itu kami terus berupaya mendistribusikan bantuan ke titik-titik pengungsian," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Jakarta, Senin.
Bantuan tersebut disalurkan dalam bentuk matras, tenda keluarga, tenda gulung, tenda psikososial, selimut, lauk pauk, permainan anak, perlengkapan belajar anak, perlengkapan khusus ibu hamil dan bayi, perlengkapan keluarga, foodware, sandang, dan kidsware.
Kemensos juga telah menyalurkan santunan kepada ahli waris 96 korban meninggal sebesar Rp1,44 miliar dan santunan untuk korban luka berat sebanyak 165 orang sebesar Rp825 juta.
Sejak gempa berkekuatan 6,5 skala Richter mengguncang Aceh pada Rabu (7/12), Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat mengatakan posko pengungsian telah dikonsentrasikan pada 9 titik dengan jumlah pengungsi yang banyak.
"Kurang lebih di tia-tiap titik lokasi terdapat 1.300 pengungsi antara lain di Dayah Pangwa (Posko Utama), Meuraksa Barat, Meunasah Juroeng, Meunasah Balek, Parunghalang Keude," kata Harry.
Pada setiap posko, Taruna Siaga Bencana (Tagana) memberikan pelayanan dapur umum masing-masing menyediakan 1.500 porsi per sekali makan atau 4.500 porsi untuk tiga kali makan.
Selain itu ada layanan pendampingan lansia, ibu hamil, anak dan disabilitas terus dilakukan oleh Tim Layanan Dukungan Psikososial.
"Logistik umumnya mencukupi karena banyaknya sumbangan dari masyarakat," kata Harry. (X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved