Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Jenazah Anggota TNI Korban Dugaan Penyiksaan, Gagal Diautopsi di Dua Rumah Sakit

Palce Amalo
07/8/2025 23:27
Jenazah Anggota TNI Korban Dugaan Penyiksaan, Gagal Diautopsi di Dua Rumah Sakit
Jenazah anggota TNI Prada Lucky Chepril Saputra Namo, 23, saat tiba di ruang jenazah RS Wirasakti Kupang.(MI/Palce Amalo)

EMOSI Serma Christian Namo meledak setelah jenazah putranya, Prada Lucky Chepril Saputra Namo, 23, tidak bisa diautopsi di Rumah Sakit Wirasakti Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (7/8) siang. 

"Cepat kasih keluar (jenazah). Saya yang komando. Ingat, jangan sentuh saya, keluarkan jenazah anak saya," teriak Serma Christian kepada delapan anggota TNI yang tadinya mengusung jenazah ke ruang jenazah Rumah Sakit Wirasakti.

Anggota TNI pun bergerak cepat mengusung jenazah kembali ke mobil. Tidak ada penjelasan mengapa jenazah tidak bisa diautopsi di rumah sakit tersebut. "Sekarang Abang maunya gimana? Di sini enggak bisa," jawab seorang anggota TNI. "Ya sudah kasih keluar!," balas Serma Christian.

Ratusan pelayan termasuk keluarga, rekan dan kenalan langsug menangis saat menyaksikan jenazah dibawa kembali ke mobil. Prada Lucky adalah anggota TNI yang belum lama bertugas di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, NTT. Ia meninggal pada Rabu (6/8) diduga kuat dianiaya oleh seniornya. Lucky meninggal dalam perawataan di Rumah Sakit Aeramo, Nageko.

Jenazah Lucky dibawa ke Kupang dengan pesawat dan tiba di Bandara El Tari Kupang sekitar pukul 13.30 Wita. Dari Bandara jenazah langsung dibawa ke RS Wirasaksi untuk autopsi untuk mengetahui secara jelas penyebab kematian pemuda tersebut. "Saya pertaruhkan nyawa saya untuk anak saya. Jika terbukti (meninggal karena penganiayaan), nanti lihat!," tandasnya.

Dari Wirasakti, jenazah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara. "Saya bayar," katanya sambil berharap anaknya bisa diautopsi. Ternyata rumah sakit belum bisa melakukan autopsi tanpa surat pengantar dari Rumah Sakit Wirasakti.

Sebelumnya, jenazah dibawa pulang ke rumah duka di RT 27 RW 06 Kelurahan Kuanino, Kota Kupang. Serma Christian mengatakan, ia telah menjadi prajurit TNI selama 31 tahun dari pangkat Prada seperti anaknya, tapi saat anaknya meninggal tidak ada satupun yang datang membantunya. 

"Apa ini balasan buat saya?. Wahai penguasa Indonesia di mana kau? Mana tanggungjawabmu, mayat aja kamu nggak tanggungjawab?. Saya menuntut kebenaran, saya punya institusi tapi semuanya lepas tangan," ujarnya. 

Dari sana, jenazah dibawa ke rumah duka disambut ratusan warga yang sudah menunggu dari siang. Saat jenazah dibaringkan, Serma Christian langsung menangis sambil meminta maaf kepada anaknya karena telah menyuruhnya menjadi anggota TNI. (E-2)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya