Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
SETELAH menyita ratusan dus air mineral dan berbagai barang logistik hasil donasi, kemudian kantor digeruduk ratusan massa akhirnya
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mengembalikan ratusan dus air mineral dan berbagai barang logistik hasil donasi untuk persiapan aksi demontrasi Rabu (13/8) mendatang kepada kelompok warga penggalang donasi setelah digeruduk ratusan massa.
Pemantauan Media Indonesia Selasa (5/8) malam suasana Kabupaten Pati, Jawa Tengah yang sempat mengalami ketegangan sejak pagi berangsur kembali pulih. Itu setelah terjadi pengembalian ratusan doa air mineral dan logistik hasil donasi warga Selana beberapa hari lalu sebagai persiapan aksi demontrasi besar-besaran terkait kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250 persen.
Sebelumnya sempat terjadi kericuhan ketika Satpol PP dipimpin langsung Plt Kepala Satpol PP Pati Sriyatun dan Pkt Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pati Riyoso, mendatangi posko penggalangan donasi di depan Kantor Bupati Pati sisi barat Alun-alun Simpang Tujuh Pati. Mereka mengambil paksa ratusan dus air mineral dan logistik hasil donasi yang terkumpul. Penggalangan donasi itu merupakan persiapan aksi demontrasi besar-besaran menolak penaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250%.
Kemudian ratusan massa yang tidak terima perlakuan peramapasan hasil penggalangan donasi tersebut, menggeruduk Kantor Satpol PP untuk meminta kembali barang yang telah diambil paksa. Bahkan Plt Sekda Pati Riyono yang mencoba memberikan penjelasan tidak digubris bahkan nyaris kembali terjadi kericuhan. Massa yang marah sempat mematikan aliran listrik ke kantor tersebut.
"Setelah digeruduk massa bahkan hingga membuat kemacetan, akhirnya Satpol PP mengembalikan logistik hasil menggalangan donasi ke alun-alun menggunakan truk," ujar Udin, seorang warga Pati.
Massa yang semakin marah atas penyitaan logistik hasil donasi, menurut Ahmad Husein, seorang aktivis Masyarakat Pati Bersatu, terus merangsek maju. Bahkan penjelasan Plt Sekda Pati Riyono tentang Oersa Ketertiban Umum tidak digubris. "Kami tetap akan di tempat ini untuk melanjutkan penggalangan donasi hingga aksi demontrasi Rabu (13/8) mendatang," ujarnya.
Aksi unjukrasa besar-besaran diikuti puluhan ribu warga Pati mendatang, ungkap Ahmad Husein, adalah untuk memenuhi tantangan Bupati Sudewo yang tidak gentar dan akan menghadapi massa terkait dengan kebijakan penaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250% dari sebelumnya.
Massa tergabung dalam gerakan menamakan Masyarakat Pati Bersatu, lanjut Ahmad Husain, tidak memiliki sponsor ataupun pendana khusus, sehingga untuk memenuhi tantangan tersebut sejak Jumat (1/8) melakukan penggalangan donasi dengan memarkirkan ambulan di depan Kantor Bupati Pati sisi barat di Alun-alun Simpang Tujuh Pati.
TANTANG WARGA
Sebelumnya Sudewo justru menantang warga yang memprotes aturan tersebut untuk mengerahkan 50 ribu demonstran ke kantornya. "Siapa yang akan melakukan penolakan? Silakan lakukan, jangan hanya 5.000 orang, 50.000 orang suruh kerahkan. Saya tidak akan gentar, saya tidak akan mengubah keputusan," kata Sudewo dalam sebuah rekaman video diunggah oleh akun @folkjog.
Dalam keterangannya lebih lanjut menurut Sudewo, sudah 14 tahun Pemerintah Kabupaten Pati tidak pernah menaikkan PBB-P2 tersebut, sedangkan uang pemerintah salah satunya bersumber dari pajak tersebut. Pajak itu akan digunakan untuk membangun jalan, jembatan, masjid, panti asuhan dan lainnya. "Jika bertanya tentang uang pendaftaran selama ini tanyakan pada pemerintah sebelumnya," tambahnya.
Penyataan Bupati Pati tentang PBB-P2 yang tidak pernah naik selaba 14 tahun, juga langsung dibantah sejumlah warga Pati, karena hampir setiap tahun pajak tersebut terus meningkat meskipun jumlahnya tidak sebesar saat ini. "Saya masih simpan bukti bahwa PBB-P2 terus baik setiap tahun, bohong jika dikatakan tidak lama tidak naik," ujar Haryono, seorang warga. (E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved