Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
WARGA Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, hidup dalam ketakutan setiap musim kemarau tiba. Kebakaran lahan menjadi pemandangan rutin, karena semak-semak kering di lereng perbukitan yang mudah tersulut api bisa merambat ke permukiman.
"Kami harus menganggarkan dana khusus setiap tahun untuk mengantisipasi kebakaran. Namun, kini cerita itu telah berubah," ungkap Kepala Desa Tabarano, Rimal Manuk Allo, akhir Juli lalu.
Proyek Pineapple Pathways for Sustainability (Ponda’ta) kini hadir di lahan seluas 5 hektare di area Gunung Tabor, Desa Tabarano, Wasuponda. Lokasi yang berjarak 30 menit dari blok Sorowako, Kecamatan Nuha, dan 40 menit dari Malili, ibu kota Luwu Timur. Ketakutan warga pun lenyap.
Tentu itu tidak terlepas dari nama Wasuponda, yang berasal dari dua kata dalam bahasa lokal, 'wosu' berarti batu dan 'ponda' yang berarti nanas, sehingga secara harfiah berarti 'nanas di atas batu.' Nanas di Wasuponda tumbuh di atas batu cadas, menciptakan pemandangan unik yang menarik perhatian.
Sejak 2022, lahan kritis dan berbatu itu mulai ditanami ribuan pohon nanas dengan bekerja sama PT Vale Indonesia Tbk. Agro Ponda’ta, nama kawasan ini, berasal dari kata 'Ponde' dan 'Ta’malolo', yang berarti menanam dan tumbuh bersama.
Lahan kering dan berbatu mulai digarap, dan hasil panen mulai terlihat. Kunci keberlanjutan program ini adalah komitmen PT Vale, yang memberikan pendampingan teknis, pengadaan bibit, pelatihan, bantuan air, hingga pembangunan rumah produksi.
"Kami memilih lokasi ini karena tantangannya nyata. Namun, di situlah potensi dan semangat masyarakat muncul. Desain program ini tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga pada pemberdayaan perempuan, edukasi lingkungan, dan regenerasi pertanian," ujar Senapathi Purwaningtyas, perwakilan manajemen PT Vale.
Sebanyak 25 ribu pohon nanas telah ditanam. Perusahan tambang nikel itu juga memberi dukungan dalam pengelolaan dan pengolahan produk nanas. "Ini akan terus berkembang dan kami akan terus mendampingi," ujar Senior Coordinator PTPM Livelihood PT Vale Sainab Husain Paragay.
Ide awalnya muncul dari keberanian Rimal, pengelola kebun, untuk memulai agroindustri dengan modal nekat dan tekad besar membangun kemandirian desa. Meskipun sempat dicemooh, Rimal yakin, lantaran nanas itu bagian dari rumpun kaktus. "Tidak disiram pun bisa tumbuh," tukasnya
Kini, kawasan Agro Ponda’ta memiliki 5 hektare kebun aktif, dua embung kecil penampung air, sistem drainase untuk menjaga kelembaban tanah, dan roll plastik pertanian untuk membungkus buah nanas agar lebih tahan simpan. Dana hibah dari PT Vale melalui Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) juga meningkat. Tahun ini mencapai Rp600 juta.
Di tengah perubahan ini, nama Siska Harianti muncul sebagai simbol keberhasilan program. Ibu tunggal dengan tiga anak ini dulunya hanya bekerja serabutan. Kini, ia menjadi salah satu dari 11 pengelola kebun nanas yang aktif memproduksi dodol, keripik, dan asinan nanas di rumah produksi bersama kelompok perempuan.
"Dulu lahan ini mati. Sekarang, saya bisa panen sampai 1,5 ton per hektare setiap perputaran musim," ungkap Siska
Ia bahkan sudah bisa menabung dari hasil kerja di ladang dan rumah produksi untuk membiayai sekolah anak-anaknya. "Saya bangga. Ini bukan hanya soal gaji, tetapi kehidupan yang layak," katanya lagi.
Agro Ponda’ta telah membuka akses kerja bagi puluhan warga, terutama perempuan dan kelompok rentan. Lima orang menjadi petani budi daya utama, sepuluh lainnya pengelola. Saat panen raya atau pengolahan produk, desa memberdayakan warga janda, pengangguran, dan mereka yang kehilangan mata pencaharian.
"Semua turun tangan, bahkan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) juga ikut tanam nanas. Karena kalau hanya datang melihat, tak akan lahir rasa memiliki," tukas Rimal.
Desa Tabarano terus berkembang. Total dana pembangunan tahun ini mendekati Rp4,9 miliar, termasuk Rp2 miliar dari Pemkab Luwu Timur untuk mendukung rumah produksi. Desa juga telah menyiapkan lahan 6 hektare untuk ternak sapi dan kambing sebagai bagian dari siklus mandiri pembuatan kompos organik.
Limbah ban, sekam, dan material sisa dari PT Vale dimanfaatkan untuk memperkuat terasering dan mencegah longsor, menggantikan semen. Produk UMKM dari kebun nanas ini juga dipamerkan hingga ke kantor pusat PT Vale dan dijajaki untuk ekspor ke Jepang. PT Vale juga memberikan pelatihan digital marketing, pengurusan izin halal, dan BPOM, sebagai bagian dari misi membangun desa tangguh dan mandiri.
Kebun nanas ini kini menjadi wajah baru Desa Tabarano. Dari lokasi kebakaran, tumbuh kawasan pangan, ekowisata, dan pemberdayaan. "Dulu kami mulai dari urus MCK. Sekarang, air sudah sampai ke gunung. Kami tidak lagi takut musim kemarau. Yang ada kini semangat panen, semangat hidup," tegas Rimal.
Gerakan ini diberi nama Agrowisata Pondata Tabarano, yang mengambil esensi dari nama 'ponda' dan makna lokal yang mendalam, tidak hanya merevitalisasi tanah dan ekonomi desa, tetapi juga identitas budaya yang lama tertimbun.
Bahkan peluncuran resminya dilakukan Bupati Luwu Timur Irwan Bachri Syam alias Ibas pada tahun 2024, dengan harapan besar pada kepemimpinannya terus mendukung kelanjutan inisiatif-inisiatif desa seperti ini melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK) berbasis potensi lokal. (LN/E-4)
Tanaman air invasif Lukut, meskipun bukan asli dari danau-danau ultra-oligotrofik di Sulawesi, telah menyebar dengan cepat dan berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem perairan.
Pemerintah Kabupaten Luwu Timur (Lutim) tengah mendorong percepatan investasi hilirisasi produk tambang nikel dengan fokus pada penerapan green mining yang berkelanjutan.
Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia lokal dan memastikan masyarakat dapat berperan aktif dalam industri pertambangan yang berkembang di daerah tersebut.
POLISI berhasil menangkap NT, 36, pelaku pembobolan toko jual beli emas di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
CALON Wakil Bupati Luwu Timur Nomor Urut 2, Mochamad Akbar Andi Leluasa menyaksikan pertandingan kualifikasi Piala Dunia antara Indonesia melawan Arab Saudi
Kegiatan tersebut menjadi wujud nyata komitmen perusahaan emiten tambang nikel tertua di negara ini, terhadap praktik pertambangan berkelanjutan.
Di tengah kesibukan pedagang kuliner di sekitar wilayah operasional PT Vale Indonesia Tbk, sebuah inovasi hijau bernama BIONI (Biodigester Nickel) mulai memberikan dampak positif.
PT Vale Indonesia (Tbk) berhasil mempertahankan kinerja yang kuat dan terus menegaskan posisinya sebagai pemimpin industri dalam bidang keberlanjutan, inovasi, dan kemajuan.
Perusahaan menjadikan tantangan ini sebagai momentum untuk mempercepat transformasi menuju operasi yang lebih efisien dan rendah karbon.
Meningkatnya permintaan nikel sebagai bahan baku utama baterai kendaraan listrik, membuat perusahaan tambang nikel terbesar di Indonesia
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved