Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
TIDAK ada pilihan lain, petani bawang merah di kawasan Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, harus mempercepat panen. Pasalnya sejak dua pekan terakhir, banyak tanaman umbiyan bumbu masakan di kawasan setempat diserang hama ulat penggerek daun.
Ulat berwarna hijau muda itu menggerek batang daun bagian bawah hingga layu. Lalu menguning dan kering seperti jerami.
"Setelah habis menyerang daun, terus turun ke bagian umbi atau buah bawang hingga gosong," tutur Muhammad Amin, pemilik lahan bawang merah di Desa Pulo Blang, Kecamatan Simpang Tiga.
Dikatakan Muhammad Amin, sekitar seperempat hektare (ha) sawah miliknya harus dipanen lebih awal yaitu masih berusia 48 hari. Padahal usia standar panen 60 hari.
"Tentu hasil produksi anjlok. Yaitu dari biasanya 1 banding 20 (1 kg bibir bisa produksi 20 kg panen), turun menjadi 1 banding 13. Ini sangat rawan merugi," tutur petani bawang merah lainnya.
Mustamar Arifina, Kasubbag Program dan Keuangan Kantor Camat Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, kepada Media Indonesia, Minggu (27/7), puluhan desa di kawasan setempat sangat cocok ditanami bawang merah. Karena itu hasil produksi bawang merah setempat dikirim ke berbagai pasar di Aceh hinga Medan, Provinsi Sumatra Utara.
"Petani di sini bergerak sendiri setiap usai memanen padi langsung menanam bawang merah. Apalagi musim kemarau saat kekurangan debit air langsung beralih ke bawang. Karena menanam bawang tidak bagus kalau terus menerus diguyur hujan," tutur Mustamar, yang dikenal rajin menjenguk petani bawang merah itu. (MR/E-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved