Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
TIM Satgas Pangan Polresta Sidoarjo menemukan merek beras premium diduga oplosan yang masih dijual bebas, saat melakukan razia di Pasar Tradisional Larangan, Jumat (25/7). Sementara para pedagang mengaku penjualan beras mereka turun hingga 50%, akibat informasi adanya beras premium oplosan di pasaran.
Mengantisipasi penyebaran beras premium oplosan di lapangan, tim Satgas Pangan Polresta Sidoarjo mengoptimalkan razia di sejumlah pasar tradisional. Salah satunya razia di Pasar Tradisional Larangan Sidoarjo.
Dalam razia itu petugas menemukan merek beras premium, yang diduga oplosan yang masih dijual bebas. Merek beras yang dimaksud adalah Sania, salah satu dari lima merek yang diduga oplosan.
Seperti diketahui Satgas Pangan pusat sudah merilis lima merek beras premium oplosan, salah satunya beras diproduksi PT PIM dengan merek Sania. Kemudian PT FS dengan merek beras Setra Ramos Merah, Setra Ramos Biru, dan Setra Kulen. Selanjutnya toko SY dengan merek beras Jelita dan Anak Kembar.
Dalam razia ini petugas mendata agen beras, dan juga mengambil sampel beras premium berbagai merek yang dijual di pasaran. Sampel beras tersebut selanjutnya akan diuji di Laboratorium Bulog.
"Kami melakukan operasi pasar dengan menyisir sejumlah toko di wilayah Sidoarjo. Kami ambil sampel beras yang dijual dan akan kami uji di laboratorium untuk memastikan kualitasnya sesuai label," kata Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo Kompol Fahmi Amrullah.
Fahmi memastikan, Satgas Pangan Polresta Sidoarjo akan terus mengawasi distribusi dan penjualan beras di pasaran. Serta mengambil langkah tegas bila ditemukan pelanggaran hukum terkait pengoplosan beras.
Sementara terkait maraknya informasi beras premium oplosan, omzet penjualan para agen beras turun drastis hingga 50%. Salah satu agen beras dalam sehari biasanya omzet penjualan rata-rata Rp30 juta per hari, turun tinggal Rp15 juta hingga Rp20 juta.
"Biasanya sehari bisa dapat Rp40 juta. Sekarang paling-paling cuma Rp20 juta. Pembeli jadi takut, padahal kami nggak tahu kalau itu beras oplosan," keluh Putri. (HS/E-4)
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung buka suara terkait persoalan dugaan beras oplos milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Food Station Tjipinang Jaya.
Prabowo menegaskan pihaknya tidak tinggal diam. Ia telah menginstruksikan Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk melakukan penindakan.
WACANA mengenai beras oplosan kembali mengemuka, menimbulkan kegelisahan di tengah masyarakat dan pelaku usaha perberasan.
MENTERI Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa 26 dari 212 perusahaan yang memproduksi merek beras telah mengakui praktik pengoplosan beras.
(Disperindag) Jawa Barat (Jabar) menyebut dari 212 merek beras yang diduga tidak sesuai dengan klaim mutu terkait beras oplosan, 13 di antaranya telah diketahui mereknya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved