Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

1.300-an Pesepakbola Putri Usia Dini Unjuk Kebolehan di MilkLife Soccer Challenge Yogyakarta

Ardi Teristi Hardi
22/6/2025 21:38
1.300-an Pesepakbola Putri Usia Dini Unjuk Kebolehan di MilkLife Soccer Challenge Yogyakarta
(MI/Ardi Teristi)

Perkembangan sepak bola putri usia dini semakin cerah. Hal tersebut tampak pada atmosfer sangat kompetitif dan ambisius saat laga puncak MilkLife Soccer Challenge untuk wilayah Yogyakarta 2025 berlangsung di Stadion Tridadi Sleman, Minggu (22/6).

Di Kelompok Umur (KU) 12, SD Kanisius Duwet menjadi juara setelah menang atas MIS Al Islamiyah Grojogan. Di sektor KU 10, SDN Ungaran 1 berhasil menjadi juara setelah mengungguli SDN Imogiri 3.

Di Yogyakarta, kompetisi yang diinisiasi oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation dan MilkLife ini berlangsung di Stadion Tridadi dan Lapangan Sidomoyo Sleman pada Rabu (18/6) hingga Minggu (22/6). Lebih dari 1.315 siswi dari 70 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD) di DI Yogyakarta mengikuti kompetisi ini. 

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin mengatakan, jumlah peserta tahun jnu meningkat jika dibandingkan dengan penyelenggaraan seri pertama pada bulan Juli 2024 yang diikuti oleh 452 siswi dari 24 MI dan SD. Lalu jumlah tersebut melonjak pesat hingga tiga kali lipat pada seri kedua di bulan Oktober tahun lalu yang mencatatkan 1.203 siswi dari 113 MI dan SD.

Yoppy menegaskan, penyelenggaraan MilkLife Soccer Challenge - Yogyakarta 2025 merupakan komitmen Djarum Foundation dan MilkLife untuk terus memupuk pertumbuhan ekosistem sepak bola putri dari level akar rumput. Untuk meningkatkan kualitas talenta pesepakbola putri muda, sejumlah inovasi dan penyesuaian diterapkan, salah satunya waktu penyelenggaraan turnamen yang selaras dengan kalender akademik.

“Setelah kami melakukan evaluasi, penyelenggaraan MilkLife Soccer Challenge akan lebih tepat jika mengikuti kalender akademik," kata dia.

Dengan cara itu, perkembangan para atlet belia bisa semakin terstruktur sesuai jenjang usianya. "Untuk itu, mulai akhir Juli nanti, kami akan menggelar MilkLife Soccer Challenge 2025-2026, yang akan menyasar sepuluh kota di Indonesia,” tutur Yoppy.

Head Coach MilkLife Soccer Challenge, Timo Scheunemann mengatakan para putri Yogyakarta telah menunjukkan peningkatkan kualitas dalam penguasaan permainan sepak bola. Hal ini semakin membuat optimis, misi memiliki talenta pesepakbola putri handal.

"Turnamen MilkLife Soccer Challenge dapat menjadi media munculnya talenta-talenta pesepak bola putri di usia dini untuk supply pemain di KU 14," terang dia. Kompetisi ini berpeluang besar dan perlu dukungan besar untuk mengambil kans tersebut, perlu regenerasi juga sehingga ke depan timnas Indonesia jauh lebih bagus.

Untuk menjaga mata rantai regenerasi pesepakbola putri muda, Festival SenengSoccer digelar bersamaan dengan MilkLife Soccer Challenge – Yogyakarta 2025. Festival SenengSoccer menyasar kelompok usia 6-8 tahun (KU 8) dengan kategori individual.

Para peserta diajak bermain bola dengan melewati tiga rintangan yang mencakup latihan lari, ketangkasan, melompat, melempar dan menggiring bola. Peserta dinilai berdasarkan catatan waktu tercepat dalam menyelesaikan semua permainan.

“Festival SenengSoccer merupakan stimulus untuk menumbuhkan minat para putri menggeluti sepak bola dari usia yang lebih dini," terang Coach Timo yang telah memiliki lisensi kepelatihan UEFA A di Jerman sejak tahun 2007 itu.

Rintangan yang dibuat dalam Seneng Soccer melatih koordinasi dari teknik, kecepatan, dan endurance yang terpadu. Para peserta memulai tantangan dengan berlari zig-zag melewati rintangan, yang dilanjut dengan melakukan lemparan (throw in) ke target. 

Di tantangan kedua peserta melakukan dribbling bola melalui lintasan berkelok, lalu melakukan tendangan ke arah gawang hingga masuk. Pada tantangan ketiga, peserta melompat dengan dua kaki secara bersamaan melewati rintangan dan dilanjutkan melakukan shooting ke arah gawang hingga bola masuk. 

"Di tahap akhir, peserta kemudian berlari (sprint) untuk menekan tombol timer selesai," terang dia.

Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa yang hadir pada putaran final MilkLife Soccer Challenge - Yogyakarta 2025 bersyukur banyak bibit pesepakbola putri potensial yang bermunculan. Menurutnya dengan ketersediaan turnamen dapat menjadi kawah para putri untuk terus mengasah kemampuan mereka dalam bermain bola hingga nantinya dapat mengharumkan nama bangsa di panggung dunia.

"Kami sangat mengapresiasi dan berterimakasih. Ini bagian dari pembinaan atlet sepak bola putri yang saat ini masih jarang di indonesia," kata dia.

Dengan adanya kompetisi ini,  rasa minat kecintaan anak-anak putri akan semakin tumbuh kepada sepak bola. Dari usia dini, merela terus bisa berlatih dan tentu meningkatkan skill kapasitasnya. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya