Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
TIDAK hanya Demak, Grobogan dan Blora, akibat hujan deras mengguyur selama beberapa jam, ratusan rumah warga di enam desa di Kabupaten Pati terendam banjir Selasa (20/5).
Warga kelabakan karena banjir datang malam hingga dini hari setelah tanggul sungai jebol dan air meluap.
Pemantauan Media Indonesia Senin (20/5) ribuan warga di enam desa di Kabupaten Pati yakni Desa Gunungpanti (Kecamatan Winong), Sinomwidodo dan Angkatan Kidul (Kecamatan Tambakromo), Tanjunganom dan Gabus (Kecamatan Gabus) serta Desa Ketitangwetan (Kecamatan Batangan) dikejutkan datangnya banjir pada dini hari.
Meskipun tidak sampai mengungsi, namun banjir dengan ketinggian 20-70 centimeter tersebut cukup membuat panik, Kaena selain menutup ruas jalan pemukiman penduduk juga sebagian masuk ke dalam rumah dengan ketinggian bervariasi. "Saya kaget dan terbangun karena banjir setinggi 30 centimeter masuk ke dalam rumah," ujar Sutikno,45, warga Desa Ketitangwetan, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati.
Hal serupa diungkapkan Sudiarta,50, warga Desa Angkatan Kidul, Kecamatan Tambakromo Pati, meskipun tidak terlalu tinggi hanya sekitar 30 centimeter, namun banjir melanda desa ini cukup membuat warga terganggu dan mengalami kesulitan karena harus berjalan menembus banjir untuk berangkat kerja. "Hujan lebat dari kemarin sore membuat air sungai melimpas di pemukiman warga," imbuhnya.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati Martinus Budi Prasetya mengatakan banjir merendam sejumlah desa di daerah Pantura Jawa Tengah ini terjadi akibat hujan lebat terjadi pada Senin (19/5) pukul 14.00-17.00 WIB, sehingga volume sejumlah sungai meningkat hingga meluber ke pemukiman warga.
Kondisi banjir terparah terjadi di Desa Ketitangwetan, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, ungkap Martinus Budi Prasetya, karena banjir yang datang pada dini hari tersebut tidak hanya akibat curah hujan yang tinggi, tetapi tanggul Sungai Widodaren kembali jebol hingga air langsung menggelontor ke pemukiman penduduk bahkan masuk ke dalam rumah.
"Sebagian besar banjir hanya berkisar 10-30 centimeter, karena hujan lebat mengguyur selaba beberapa jam tersebut, tetapi untuk Desa Ketitangwetan, Kecamatan Batangan akibat tanggul Sungai Widodaren jebol lagi," kata Martinus Budi Prasetya Selasa (20/5).
Tanggul jebol di Sungai Widodaren itu, menurut Martinus Budi Prasetya, terjadi lagi setelah oadavakhir April lalu jebol dan sudah diperbaiki, gal ini diperkirakan terjadi karena meningkatnya volume Sungai tersebut setelah hujan lebat mengguyur, sehingga tanggul tidak kuat menahan gelontoran air yang cukup besar dan saat ini sedang dikakukan penanganan.
Meskipun sejauh ini belum terjadi gelombang pengungsian, lanjut Martinus Budi Prasetya, namun seluruh petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri dan relawan terus melakukan siaga, karena tingginya curah hujan terutama di Pegunungan Muria dan Kendeng dikhawatirkan akan mengakibatkan banjir susulan lebih besar lagi. (H-2)
Kepala Pelaksana BPBD Pati Martinus Budi Prasetya mengungkapkan banjir di daerah ini akibat jebolnya tanggul Sungai Widodaren.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved