Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
MENTERI Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan menggenapi janjinya menghadiahi uang Rp400 juta untuk pembelian alat pendingin susu bagi tempat penampungan susu UD Pramono di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Kamis (20/3).
Janji itu, sempat diucapkan menteri yang akrab disapa Zulhas itu pada 19 November tahun lalu di pusat penampungan persusuan di Desa Singosari, tatkala mendengarkan keluhan Pramono yang terjebak permasalahan perpajakan. Akibat permasalahan itu, rekening bank usahanya diblokir Kantor Pajak Pratama Surakarta.
Kala itu, pengusaha lugu yang menjadi harapan ratusan petani sapi perah di wilayah Mojosongo dan sebagian Klaten, curhat permasalahan perpajakan yang tidak dipahaminya hingga dirinya diharuskan membayar pajak Rp671 juta. Padahal dirinya merasa tertib membayar kewajiban pajaknya itu.
Dia nyaris menyerah, jika tidak ada perhatian dari kementerian, Pemprov Jateng dan Lembaga Ombudsman RI. Padahal ratusan petani susu bergantung pada dirinya, selaku penampung susu, yang selain tersandung masalah pajak juga kekurangan modal untuk penambahan alat pendingin susu.
Hal itulah yang kemudian memantik Zulkfli Hasan yang saat itu menjadi Menteri Perdagangan, untuk berjanji memberikan bantuan uang untuk membeli cooling unit. "Tapi saya minta maaf agak lama nabungnya ini. Sebab bantuan ini kan pribadi, jadi nabung dulu," kata Menko Pangan saat mendatangi Pramono.
Dia memang dalam menjanjikan bantuan uang, menugaskan Muhammad Hatta, anggota DPR RI dari Fraksi PAN, untuk mengupayakan uangnya. Karena itu, begitu uang Rp400 juta tersedia, Zulhas meminta Hatta nenyerahkan langsung kepada Pramono.
Prosesi penyerahan bantuan disaksikan para petani susu yang menggantungkan hidupnya kepada UD Pramono. "Saya sangat berterima kasih untuk bantuan ini," ucap pria 70 tahun itu dengan wajah sendu.
Pramono mengenang, ketika ditagih pajak Rp671 juta, ia mengaku tidak mampu menolong lagi para petani yang membutuhkan uang. Karena itu, ketika pertolongan datang, ia berjanji menaikkan harga susu yang disetor petani sapi perah.
Apalagi selain menerima bantuan Rp400 juta, UD Pramono juga mendapatkan bantuan dari Pemkab Boyolali untuk fasilitas listrik. "Jadi sekali lagi, karena fasilitas listrik itu menghemat biaya, dan dengan bantuan uang untuk alat pendingin, Insya Allah, saya naikkan harga susu Rp100/liter yang diterima petani," imbuh dia.
Sementara itu, legislator Senayan, Muhammad Hatta usai menyerahkan bantuan Rp400 juta memberikan kabar gembira untuk Pramono, tentang adanya keringanan pembayaran pajak Rp200 juta, sebagai penyelesaian tunggakan yang mencapai Rp671 juta.
"Untuk masalah pajak Alhamdulillah sudah kami diskusikan dengan Dirjen (Direktur Jenderal) Pajak. Saya ketemu dua kali dengan Pak Suryo Utomo, dan diputuskan memberikan keringanan hampir sekitar Rp200 juta dari (tunggakan pajak) Rp600 juta sekian sehingga sisanya Rp400 juta sekian," kata dia
Dengan begitu, tunggakan pajak UD Pramono diharapkan dapat terselesaikan dalam waktu dekat. Harapan lainnya, permasalahan UD Pramono itu, Hatta berharap menjadi solusi terbaik bagi pelaku UMKM yang berkaitan dengan masalah pajaknya.
"Mungkin juga harus ada solusi untuk UMKM supaya tidak terlalu besar. Jadi ini carry-over terus beberapa tahun hingga akhirnya di ujung ditagih. Itu mungkin yang dirasa memberatkan bagi UMKM," sergah Hatta.
UD Pramono setiap tahun memiliki kewajiban pajak Rp150 juta. Ketika masalah timbul, Pramono dinilai menunggak selama beberapa tahun, hingga tagihan pajak sebesar Rp671 juta. (E-2)
Tunggakan pajak yang menyebabkan rekening UD Pramono diblokir, dikabarkan mencapai Rp670 juta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved