Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
KAPAL bermuatan 93 orang dihempas gelombang laut setinggi 3 meter di Tanjungmamban, Teluk Ikan, Kecamatan Nongsa, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (2/11). Sebanyak 39 orang selamat, 18 orang meninggal dunia, dan sisanya masih dicari. "Mereka terdiri atas 7 laki-laki, 10 perempuan, dan 1 bayi," terang Kepala Polda Kepri, Brigjen Sam Budigusdian, Rabu (2/11). Kapal tanpa nama yang berasal dari Johor Bahru, Malaysia, itu masuk ke wilayah Indonesia melalui jalur ilegal dan membawa puluhan tenaga kerja Indonesia (TKI) tanpa dokumen sah.
Para TKI itu berangkat dengan paspor biasa (pelancong) dan harus kembali ke Indonesia karena masa limit tinggal mereka sudah habis. Namun, gelombang laut setinggi 3 meter pada Selasa (1/11) malam menenggelamkan kapal kayu itu. Dugaan sementara, kapal kelebihan beban atau penumpang sehingga mulai oleng saat ombak datang. "Menurut pengakuan yang selamat, mereka dihantam gelombang tinggi di laut sekitar Batam. Kapal tak bisa dikendalikan, akhirnya tenggelam. Sebagian besar penumpang tidak memakai pelampung penyelamat dalam peristiwa tersebut," jelas Sam.
Penumpang yang selamat dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk diobati. Salah seorang TKI tanpa dokumen sah bernama Mislan, 48, mengatakan mereka berencana pulang melalui Batam setelah 3 tahun bekerja di negeri jiran itu. "Maksud kami, uang yang kami kumpulkan selama 3 tahun bekerja dapat kami manfaatkan buat modal. Akan tetapi, nasib mengatakan lain," tuturnya pilu. Untuk mencari para korban, Polda Kepri dan tim SAR menurunkan 4 kapal dan Ditjen Bea dan Cukai Khusus Kepri mengirimkan dua kapal canggih, yakni BC 200007 dan BC 7006. Kabid Sarana dan Operasi Ditjen Bea Cukai Khusus Kepri Raden Evy Susantyo mengatakan petugas patroli mereka sebelumnya pernah melakukan tindakan penyelamatan ketika ada kapal penumpang tenggelam pada 2012 silam.
Mendarat darurat
Hujan lebat yang mengguyur Belitung membuat pesawat Nam Air tujuan Tanjungpandan dari Pangkalpinang mendarat darurat di Palembang, Sumsel, Rabu (2/11) sekitar pukul 12.30 WIB. Distric Manager (DM) Sriwijaya Air Pangkalpinang Provinsi Bangka Belitung, Selly Agusta, mengungkapkan pesawat tak bisa mendarat karena hujan lebat sehingga jarak pandang rendah. Kepala BMKG Kelas 1 Pangkalpinang M Nurhuda mengatakan tebalnya curah hujan mengganggu jarak pandang penerbangan dan sangat berbahaya. Karena itu, dia meminta seluruh maskapai penerbangan waspada.
Warga di DI Yogyakarta dan sekitarnya juga mewaspadai potensi hujan petir disertai angin kencang hingga 8 November mendatang. Kepala Pos Klimatologi Yogyakarta, Djoko Budiyono, menyampaikan bahwa gelombang laut setinggi hingga 4 meter berpotensi terjadi di perairan Selatan DIY. "Diharapkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan menyiapkan langkah antisipasi," seru Djoko.
BMKG Balikpapan memprediksi curah hujan dan cuaca buruk terus terjadi hingga Desember mendatang karena fenomena La Nina dan angin monsun dari Australia yang melanda sejumlah wilayah Indonesia. "Angin monsun itu salah satu pembawa massa air. Tidak hanya Balikpapan, tetapi juga seluruh Indonesia," kata Abdul Haris, Kasi Data dan Informasi BMKG Balikpapan. (RF/AT/SY/N-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved