Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TRADISI Cap Go Meh dalam rangkaian perayaan tahun baru Imlek di Kelenteng Tay Kak Sie yang berada di Jalan Gang Lombok, Kota Semarang, Jawa Tengah, berlangsung hikmat dan meriah dengan dihadiri ribuan warga berbagai etnis baik Tionghoa ataupun Jawa.
Pemantauan Media Indonesia, hingga Rabu (12/2) tengah malam, Kelenteng Tay Kak Sie yang berada kawasan Pecinan di Jalan Gang Lombok, Kota Semarang, tampak dihadiri ribuan warga. Sebagian untuk menjalankan ibadah di kelenteng tersebut tetapi sebagian lainnya memilih untuk menyaksikan atraksi kesenian dan menikmati hidangan khas Cap Go Meh.
Tepuk tangan meriah sesekali terdengar, ketika atraksi naga dan barongsai dengan iringan musik bertalu-talu menghibur para pengunjung yang memadati halaman dan jalan di depan kelenteng. Bahkan, warga baik anak-anak maupun orang dewasa rela antre mengambil hidangan yang disediakan secara gratis, yakni wedang ronde dan lontong opor.
Cuaca cukup cerah menambah hangat di tengah alunan musik Gien yang menemani para tamu yang datang menyantap hidangannya, bahkan sebagian ikut berkaraoke hingga acara berakhir ketika makam sudah karut dengan ditutup nyala kembang api yang membuat langit Kita Semarang cukup meriah. "Perayaan Cap Go Meh kali ini sangat meriah," ujar Rohani, 34, warga Kauman, Semarang.
Hal serupa juga diungkapkan Hok Kiang, 56, warga Kabupaten Semarang yang sengaja datang bersama keluarga untuk mengikuti rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek, yakni tradisi Cap Go Meh yang dilakukan pada hari ke-15 setelah Hari Imlek di Kelenteng Tay Kak Sie ini, karena selain kelenteng tertua di Semarang, juga banyak hiburan yang dapat disaksikan.
"Saya sejak siang sudah datang ke Kelenteng Ray Kak Sie ini, terutama untuk memanjatkan doa bersama-sama dengan membakar dupa terlebih dahulu," ujar Hok Kiang.
Menurut Ketua Yayasan Kelenteng Tay Kak Sie Semarang Tanto Hermawan (Chen Ie Ling) suasana Cap Go Meh pada tahun ini sangat ramai dipenuhi keharmonisan dan kebahagiaan, semua etnis berkumpul bersama menikmati liburan dan hidangan yang disediakan, sehingga terlihat sangat seluruh umat terlihat rukun dapat bersama-sama merasakan kebahagiaan ini.
"Pada tahun ular kayu ini, berharap dipenuhi berkah dan negara Indonesia aman, sentosa tentram dan makmur, semua sehat, rejeki lancar semua sukses," kata Tanto Hermawan.
Kegiatan Cap Go Meh sebagai penutup perayaan Imlek, ungkap Tanto, telah dimulai dari pagi. Bahkan, pada hari siang sebelumnya ratusan pelajar juga datang untuk menikmati makan bersama secara gratis dengan hidangan khusus yakni lontong opor. (AS/J-3)
Ia dengan tekun merias tandu yang akan membawa dua replika kimsin (patung) malaikat untuk diarak keliling kota pada Perayaan Cap Go Meh Rabu Malam.
CAP Go Meh memiliki makna mendalam dalam berbagai tradisi. Salah satu perayaan Cap Go Meh yang meriah berlangsung di Pantjoran Pantai Indah Kapuk (PIK) pada Minggu (16/2).
Dihadiri dan dibuka langsung oleh GM Manager Hotel Borobudur Jakarta Mr. David Richard, Direktur Jakarta International Hotel & Development (JIHD) Agung R. Prabowo, dan Cindy Gu.
Sebanyak 15 Toa Pek Kong diarak berkeliling menggunakan joli.
Sama seperti sebelum-sebelumnya, kegiatan tahunan ini akan berlangsung di sepanjang Jalan Suryakencana, Kota Bogor. Perayaan itu digelar pada Selasa (19/2) mulai pukul 15.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB.
Pertunjukan Egrang di tengah perayaan Cap Go Meh juga menjadi pusat perhatian pengunjung. Bahkan sebelum barongsai unjuk kebolehannya, para pengunjung tertarik menonton aksi joget ria Egrang.
Diawali dengan tarian Katumbiri, yang juga jadi tema BSF CGM 'Pesona Katumbiri', sejumlah orang menari dengan membawa kain warna warni dalam bentuk payung besar yang menggambarkan pelangi, keindahan di balik keberagaman.
Keluarga dari Presiden periode 1999 hingga 2001 yang hadir ialah Sinta Nuriyah, Yenni Wahid, dan Anita Wahid.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved