PRODUKTIVITAS sorgum petani Desa Patihan Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jatim, cukup tinggi hingga mencapai sekitar 6,5 ton per hektare (ha). Angka itu melampaui produksi nasional yang hanya berkisar antara 2-3 ton per ha. “Jika ditingkatkan menjadi hingga 8 ton per ha saja, sudah bisa menyamai angka produsen sorgum tertinggi dunia, yakni India,” ucap Perwakilan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, Tri Sudariyono, saat mendampingi Bupati Lamongan, Fadeli di Desa Patihan Kecamatan Babat, Selasa (18/10) siang.
Dalam beberapa hal, terang Tri, kandungan dalam sorgum jauh lebih tinggi jika dibanding dengan beras. Kandungan protein beras, misalnya, hanya 6,8% sedangkan sorgum mencapai 11%. Kemudian kandungan lemak sorgum yang mencapai 3,3% juga lebih tinggi dari beras yang hanya 0,7%. Bupati Fadeli mengaku akan meningkatkan nilai jual sorgum petani dengan membantu pembuatan produk olahan, menaikkan produktivitas, serta membuat pertanian sorgum terintegrasi dengan ternak sapi.
“Harga sorgum ini memang tidak terlalu tinggi. Berkisar antara Rp 1.700 hingga Rp 2.000 saat panen. Namun sorgum ini biaya produksinya juga rendah dan sangat cocok untuk tanah kering, karena itu akan dilakukan upaya agar petani tetap menanam sorgum,” tambah Fadeli. Dia juga melihat potensi integrasi sorgum dengan ternak sapi. Pasalnya, daun sorgum ini jauh lebih banyak dari jagung. Areal tanam sorgum di Lamongan tahun ini tercatat 560 hektare. Produksi sorgum sempat mencapai 4.000 ton pada 2012, kemudian turun hingga di bawah 1.000 ton pada 2014. Petani setempat senang menanam sorgum karena minim perawatan dan tahan dalam cuaca apapun. (YK/N-4)