KEMARAU panjang yang melanda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara) beberapa bulan terakhir membuat titik api dan potensi kebakaran hutan meningkat. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandara Temindung Samarinda mendeteksi 87 titik api di Kaltim dan Kaltara. Bahkan, titik api di Kaltim terus bertambah dalam sepekan. Akibatnya berdampak pada kabut asap yang melanda sejumlah kota di Kaltim dan Kaltara, diantaranya Balikpapan, Samarinda, Kutai Timur, Berau dan Bontang. Namun upaya pemadaman terkendala minimnya sumber air di sekitar lokasi kebakaran.
Kepala BMKG Bandara Temindung Samarinda, Sutrisno, kemarin, mengatakan angin yang cukup kencang dari arah tenggara membuat kabut asap kini mengarah ke timur laut. Akibatnya, sejumlah kawasan di wilayah Kaltara dan sebagian Kaltim terancam serangan kabut asap. Menurut Sutrisno BMKG memprediksi musim panas di Kaltim dan Kaltara akan terus berlangsung hingga Oktober mendatang. Dampaknya bisa meluas. Saat ini akibat kabut asap, penerbangan ke sejumlah bandara perintis di wilayah Kaltim dan Kaltara telah ditutup. Kondisi kabut asap yang kian pekat juga terjadi di wilayah Kalimantan Selatan, kemarin.
Kabut asap yang ada sepanjang waktu membuat udara di Kalsel dinyatakan tidak sehat. Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kalsel, Ikhlas Indar, kemarin, mengungkapkan hal itu. "Kita masih menunggu hasil pengukuran kualitas udara oleh pihak BTKL, tetapi secara kasat mata dapat dilihat kondisi kualitas udara Kalsel saat ini tidak sehat," ungkapnya. Daerah terparah dilanda kabut asap meliputi Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Barito Kuala, Banjar, Tapin, dan Tanah Laut. Kepala Bidang Kesiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Syahruddin, kemarin, mengatakan BNPB dan BPBD Kalsel telah mengoperasikan helikopter pengebom air (bolcow). "Hari pertama helikopter melakukan 88 kali pengeboman air di wilayah sekitar bandara. Pemadaman kebakaran melalui udara ini akan berlangsung hingga dua pekan ke depan." Menurut data BPBD Kalsel, jumlah sebaran titik api yang muncul di wilayah Kalsel sebanyak 287 titik atau naik 50% jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Incar perusahaan Di sisi lain, Polda Kalimantan Barat (Kalbar) terus mendalami dugaan keterlibatan perusahaan perkebunan dalam kasus pembakaran lahan di Kabupaten Ketapang. Indikasi pembakaran lahan itu terungkap setelah Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan Polda Kalbar melakukan patroli udara, Selasa (8/9). "Ada lahan masyarakat, ada juga yang masuk ke kawasan APL (areal peruntukan lain). Kami masih harus memastikan dahulu lahan (yang dibakar) itu milik siapa," kata Kepala Polda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto, saat rapat koordinasi di Pontianak, kemarin.
Temuan baru ini bakal menambah panjang deretan kasus pembakaran lahan di Kalimantan Barat. Sebelumnya ada 15 kasus serupa dengan 13 tersangka yang ditangani jajaran Polda Kalimantan Barat. Sebanyak tiga dari 15 kasus pembakaran lahan tersebut juga terjadi di areal konsesi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Ketapang. "Ketiga perkebunan tersebut ialah PT MKS, dengan luas lahan yang dibakar sekitar 5 hektare, dan PT GJ serta PT LS masing-masing seluas 4 hektare," ungkap Penjabat Bupati Ketapang Kartius.