Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kebakaran Lahan Gambut di Jambi Meluas

Solmi
28/8/2024 17:39
Kebakaran Lahan Gambut di Jambi Meluas
: Deliniasi lahan gambut yang terbakar hebat beberapa hari terakhir di Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muarojambi dari tangkapan satelit Sentinel 2.(MI/Solmi)

KABUT asap, Rabu (28/8), pagi terlihat menyelimuti tipis sebagian Kota Jambi. Menurut Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, kabut asap tersebut diduga berasal dari kebakaran lahan gambut yang meluas Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muarojambi yang berbatasan dekat dengan Kota Jambi.

Kepada Media Indonesia, Rabu (28/8), Manager Komunikasi KKI Warsi Sukmareni mengatakan dari pemetaan, kebakaran lahan gambut yang nyaris menembus seribu hektare tersebut mencakup tiga wilayah desa yang dominan berlahan gambut. Ketiga desa dimaksud, yakni Desa Rantau Panjang, Rondang dan Desa Londerang, Kecamatan Kumpeh.

Dia menjelaskan, dari analisis citra Satelit Sentinel 2, yang dilakukan tim GIS (Geographic Information System) Warsi, kebakaran ini, terpantau telah menghanguskan areal seluas 927 hektare. Kebakaran sebagian besar terpantau di lahan gambut dengan kedalaman satu meter hingga dua meter lebih.

Baca juga : KLHK Segel Enam Lokasi Karhutla di Sumatra Selatan

Dari pantauan Satelit NOAA, titik panas di wilayah tersebut mulai tampak pada tanggal 25 Agustus. Titik panas makin banyak terlihat pada 26 Agustus. Pada 27 Agustus 2024, kobaran lidah api terpantau Satelit Sentinel 2.

"Kita melakukan pemantauan sejak beberapa hari ini. Apakah titik panas dari satelit NAOO, menggambarkan lahan kebakaran yang terlihat di Satelit Sentinel 2, kita tunggu tangkapan citra satelit yang baik, dan pada 27 Agustus, terpantau memang ada kobaran api yang melanda wilayah itu," kata Koordinator Divisi GIS KKI Warsi Askarinta Adi.

Menurut Warsi, kebakaran lahan itu ketika ditumpangsusunkan dengan peta perizinan terindikasi berada di areal perusahaan perkebunan kelapa sawit. Indikasi tersebut dideteksi dari pemantauan sejumlah citra satelit yang melintasi Jambi.

Baca juga : Area Kubah Gambut di OKI Sumsel Mulai Terbakar

Disebutkan, ada satelit yang melaporkan titik panas, yaitu NAOO 20, NOAA 21, Terra Aqua dan SNVV. Selain itu, juga ada tangkapan Satelit Sentinel 2, yang mengirimkan gambar muka bumi pada periode tertentu, dengan resolusi spasial 10 meter. Ketika langit cerah tanpa awan, sentinel mampu mengirimkan gambar yang memperlihatkan lidah api.

"Tangkapan Sentinel Dua yang mengindikasikan kebakaran, kita deliniasi (buat garis batas) sehingga luas kebakaran yang terjadi dapat diketahui," kata Askarinta.

Askarinta menjelaskan, jika dilihat dari tangkapan citra ini, kebakaran di wilayah ini masih berkemungkinan meluas. Karena lidah apinya masih terus bergeser ke arah utara, memasuki perbatasan Muarojambi dan Tanjung Jabung Timur ke arah Desa Catur Rahayu. Jika arah angin ke selatan, kemungkinan api akan cepat tertanggulangi, karena berbatasan langsung dengan Sungai Batanghari.

Baca juga : Menteri LHK: September Bulan yang Berat untuk Hadapi Karhutla

"Kita berharap Satgas Karhutla dan para pihak yang tengah berupaya memadamkan api ini mampu mengendalikan api dan mengembalikan langit biru kita, apresiasi setingginya untuk para petugas," ujar Aska, panggilan akrabnya.

Dari analisis Warsi kebakaran hutan dan lahan Jambi telah muncul sejak Juli lalu. Analisis yang dilakukan selama hampir dua bulan ini, telah mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan di Jambi telah menghanguskan lebih dari 1.759 hektare. (N-2)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya