Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Dua Dosen Perempuan UIN Sunan Kalijaga Dikukuhkan Menjadi Guru Besar

Agus Utantoro
07/3/2024 09:32
Dua Dosen Perempuan UIN Sunan Kalijaga Dikukuhkan Menjadi Guru Besar
Prof. Dwi Agustina Kurniawati pada pengukuhannya sebagai guru besar di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Rabu (6/3).(MI/Agus Utantoro)

UNTUK menghasilkan produk halal dan thoyyib, maka memerlukan ekosistem halal. Salah satu bagian penting dalam ekosistem halal adalah rantai pasok halal (halal supply chain), yaitu aliran dari point of production to point of consumption.

"Produk halal yang dikirim dari produsen ke konsumen akan mengalami banyak aliran proses dan perpindahan atau transformasi," kata Prof. Dwi Agustina Kurniawati dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Rekayasa Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu (6/3).
 
Prof. Dwi Agustina Kurniawati dikukuhkan sebagai guru besar bersama Prof. Maya Rahmayanti yang juga dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Ilmu Kimia Lingkungan.

Menurut Prof. Dwi Agustina Kurniawati Riset yang dia lakukan berhasil mengungkap untuk menghasilkan produk halal dan thoyyib, maka memerlukan ekosistem halal. Ia menekankan, salah satu bagian penting dalam ekosistem halal adalah rantai pasok halal (halal supply chain), yaitu aliran dari point of production to point of consumption. "Produk halal yang dikirim dari produsen ke konsumen akan mengalami banyak aliran proses dan perpindahan atau transformasi," katanya.

Baca juga : Universitas Budi Luhur Kukuhkan 2 Guru Besar Bidang Ilmu Komputer

Hal tersebut, lanjutnya, akan mendatangkan risiko adanya kontaminasi silang (cross-contamination) sebagaimana analisis yang dilakukan Soon. Dalam artikelnya, Soon, telah melaporkan kejadian kontaminasi silang di berbagai negara pada berbagai produk makanan, seperti sosis ayam dan
burger, yang terkontaminasi dengan porcine DNA, pork, dan sebagainya dari tahun 2000 hingga 2016. Sementara peneliti lainnya mengungkap adanya kontaminasi silang yang terjadi selama pemrosesan (processing), pengemasan (packaging), penyimpanan (storage), dan transportasi (transportation) produk halal.

Lebih lanjut Prof. Dwi Agustina menjelaskan kontaminasi silang pada produk halal harus dihindari karena akan menjadikan produk tersebut menjadi tidak halal. Selain itu, produk yang telah terkontaminasi akan menimbulkan efek berantai pada produk/ fasilitas halal yang lain.

Untuk itu, ujarnya sangat penting bagi perusahaan untuk dapat menerapkan halal integrity (integritas halal) pada rantai pasok, karena halal integrity dapat memberikan jaminan pada produk halal dari awal produksi hingga sampai pada konsumen.

Baca juga : Forum Guru Besar Indonesia Ajak Semua Elemen Masyarakat Prioritaskan Kedamaian

Karena itu, imbuhnya, diperlukan rantai pasok halal untuk menjamin integritas halal suatu produk, dimana rantai pasok halal merupakan bagian penting dari pilar halal. "Rantai pasok halal dapat diartikan sebagai keseluruhan aktivitas distribusi produk halal di seluruh rantai pasok untuk mencegah kontaminasi silang dan memenuhi kaidah Islam, mulai dari produksi dan distribusi hingga sampai pada konsumen akhir," jelasnya.

Prof. Dwi Agustina Kurniawati menawarkan solusi berupa approximate method untuk dapat memberikan keputusan dan solusi dengan waktu yang reasonable dan real time serta dapat memberikan hasil yang baik (near optimal solution).

Dengan menggunakan metode metaheuristik yaitu algoritma Tabu Search, maka model matematika yang kompleks dan integrated untuk permasalahan dock-door assignment, penjadwalan loading-unloading muatan, dan penentuan rute distribusi pada cross-dock warehouse . Sehingga dapat diselesaikan dengan waktu komputasi yang reasonable dan hasil yang baik (near optimal solution) untuk data skala besar.

Baca juga : Hari Pers Nasional, Guru Besar UIN Jakarta Nilai Pers Pilar Penting Demokrasi

"Hal ini menjadi tantangan dan peluang bagi penelitian dalam rantai pasok halal untuk menggunakan metode metaheuristik maupun teknologi dalam industri 4.0, seperti artificial intellingence, sehingga permasalahan kompleks dalam rantai pasok halal dapat diselesaikan dengan baik," tegasnya.

Pencemaran air
Sementara itu, Prof. Maya Rahmayanti dalam pidato guru besarnya yang berjudul "Kemajuan Terkini Dan Perspektif Masa Depan Material Nanomagnetik Berbasis Limbah Untuk Remidiasi Zat Warna" mengungkapkan pencemaran air kini menjadi masalah yang menjadi perhatian di seluruh dunia.

Sejumlah besar kontaminan anorganik dan organik yang dibuang dari sumber antropogenik dan alami telah menurunkan kualitas sumber daya air dengan sangat cepat. "Semakin pesatnya perkembangan industrialisasi memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penurunan kualitas air, sehingga mengakibatkan pencemaran air semakin kompleks dan parah," jelasnya.

Baca juga : Ketua TKS Bahlil Yakini Integritas Civitas Akademika 

Dikatakan, jenis pencemar air dapat digolongkan menjadi senyawa anorganik (seperti logam berat dan radionuklida), pencemar organik (seperti pestisida, obatobatan, dan zat warna), dan pencemar mikroba (seperti bakteri dan virus).

Salah satu pencemar organik yang menjadi perhatian serius banyak peneliti adalah zat warna yang berasal dari limbah cair industri tekstil. Pada proses pewarnaan industri tekstil, sebagian besar hanya 45% zat warna yang menempel pada kain, sedangkan sisanya terbuang pada proses pencucian. Pewarna sintetis dalam air limbah, lanjutnya, tidak dapat terdegradasi secara alami dan tetap memiliki sifat beracun sehingga harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan.

Ia menyebutkan zat warna sintetis memiliki struktur yang kompleks dan bersifat karsinogenik, tidak hanya mempengaruhi fotosintesis di ekosistem perairan dan menghambat pertumbuhan perairan, tetapi juga mengganggu proses reproduksi dan menyebabkan cacat pada sistem saraf pusat.

Baca juga : Guru Besar Diintervensi, Koalisi Masyarakat Desak Kapolri

Prof. Maya Rahmayanti telah melakukan riset tentang metode pengolahan limbah zat warna dengan metode fisika, metode kimia dan metode sol-gel. Dia juga menjelaskan tentang prospek masa depan tentang pengolahan limbah warna dari industri. Disampaikan, kemajuan pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi menghasilkan terobosan dalam penerapan nanopartikel magnetik berbasis limbah tanaman dalam remediasi zat warna.

Namun, jelasnya, ada beberapa kekhawatiran yang belum terselesaikan sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memecahkan masalah-masalah antara lain fitokimia dalam ekstrak limbah tanaman merupakan faktor kunci dalam menghasilkan nanopartikel yang stabil, namun kandungan fitokimia khusus secara kualitatif dan kuantitatif masih belum banyak dilaporkan.

Nanopartikel magnetik telah dilaporkan memiliki kapasitas adsorbsi yang tinggi untuk berbagai zat warna, namun masih memerlukan penilaian yang cermat untuk penerapannya pada limbah industri.

Baca juga : Kapolri Didesak Segera Evaluasi terkait Permintaan Video Testimoni Rektor

Penelitian tentang proses adsorbsi, recovery dan regenerasi zat warna dalam sistem multi komponen menjadi hal menarik untuk dikembangkan lebih lanjut, produksi nanopartikel magnetik dalam skala besar dengan reaktivitas dan produktivitas, dari segi bentuk dan ukuran yang konsisten perlu dikembangkan lebih serius, sintesis nanopartikel berbasis limbah banyak yang telah dilaporkan berhasil, namun perlu
dikembangkan lebih lanjut proses pengolahan limbah adsorben yang telah jenuh pascaregenerasi dan penelitian terkait penilaian toksisitas lingkungan terhadap perilaku nanomagnetik perlu terus dikembangkan.

Solusi yang dihasilkan dari masalah-masalah tersebut menjadi prospek masa depan untuk material nanomagnetik berbasis limbah untuk remediasi zat warna.

Ia berharap, hasil-hasil riset kita tidak hanya berakhir pada sebuah publikasi nasional dan internasional, apalagi hanya berakhir pada sebuah laporan penelitian untuk kebutuhan formal. (N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya