Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
SAAT mengawali 2024, galeri seni Sewusiji di Kota Tegal, Jawa Tengah, menggelar pameran aneka aliran lukisan. Tak hanya itu, juga ada aksi
teaterikal bertajuk Menjala, pembacaan puisi, serta melukis dengan gerakan tubuh mrenggunakan media abu tanah.
Gelaran pameran seni lukis dihelat di sanggar Sewusiji. Puluhan seniman baik seni lukis, sasterawan dan pegiat seni dari Tegal, Brebes, dan Pemalang, berkumpul menyaksikan karya lukis sekaligus juga menikmati pergelaran wayang kulit dengan dalang Ki Anton Surono.
Seusai menyaksikan lukisan, para penonton menyaksikan teaterikal bertajuk Menjala. Aksi teaterikal sempat mengejutkan para pengunjung, ketika sejumlah pemain muncul dengan membawa jala berukuran panjang. Dengan terseok-seok, mereka menarik jala-jala warna hijau yang biasa digunakan nelayan ketika menjala atau ngarad.
Baca juga: Atikoh Ganjar Safari Politik Kunjungi UMKM di Kabupaten Tegal
Suasana kian sublim, tatkala seorang di antara mereka menabur abu tanah di lantai. Ia lalu berkelekaran menyapu abu tanah berwarna kecoklatan itu dan melukis. Pengunjung pun dibuat terkesima oleh adegan melukis dengan gerakan
rebahan tubuh meliuk-likuk, yang diselingi alunan seruling sepanjang pertunjukan yang memakan waktu lebih 15 menit.
Sesudah pembacaan puisi, ada juga pergelaran wayang kulit lengkap dengan sejumlah nayaga yang menabuh gamelan. Ki Anton Surono, sang dalang, kemudian beraksi didahului dengan tarian mengentak sebelum mendalang.
Tokoh Kota Tegal, yang secara resmi membuka pameran, Maufur, mengapresiasi yang dilakukan Suriali Andi Kustomo yang mendirikan galeri seni Sewusiji ini, karena bisa mendorong para pelukis untuk lebih bergiat dalam berkarya.
"da banyak karya lukis yang dipamerkan, tidak hanya yang lama tapi juga karya lukis yang kekinian. Masing-masing yang menyaksikan lukisan-lukisan yang dimaperkan ini, tentu saja punya persepsi masing-masing dalam mengartikannya terutama pada lukisan yang abstrak,� ujar Maufur, yang mantan Rektor Universitas Pancasakti (UPS) Tegal dan mantan Wakil Walikota Tegal itu.
Galeri seni Sewusiji didirikan seorang esais Kota Tegal, Suriali Andi Kustomo, yang dilatar belakangi oleh sulitnya para seniman untuk memajang karya mereka. Sekadar untuk pameran pun terbilang susah karena tidak ada galeri. Sehingga menggugah Andi menyulap kiosnya menjadi galeri seni.
Andi Kustomo menyampaikan, dibangunnya galeri juga termasuk bentuk aspresiasi terhadap seniman untuk menciptakan rasa cinta karya seni pada anak muda. Ada yang kurang dari proses semacam ini yaitu soal apresiasi, soal menumbuhkan kecintaan, soal bagaimana anak-anak muda dapat tahu bahwa ada dunia nyata senirupa di sekeliling kotanya, bukan hanya menggambar atau melihatnya di media sosial dan banyak lagi pertanyaan memberondong.
"Sejauh ini belum ada pikiran komersial, tapi pikiran untuk semacam layanan budaya ke masyarakat umum. Orang datang ke sini mengapresiasi dan diskusi bareng itu sudah kita ikut menumbuhkan sisi keingintahuan orang bisa menikmati seni rupa," ujarnya. (JI/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved