Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Hemat Biaya dan Ramah Lingkungan

Lina Herlina
13/12/2023 19:05
Hemat Biaya dan Ramah Lingkungan
Petugas tengah memeriksa meteran.( Dok. PT PLN (Persero) UID Sulselrabar)

INDONESIA berkomitmen mencapai net zero emission pada 2060 mendatang atau lebih cepat. Untuk itu seluruh pemangku kepentingan harus berusaha keras memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT). Komitmen terlihat dengan target mengurangi emisi karbon sebesar 29% di 2030 dengan usaha sendiri dan 41% bantuan internasional.

Berbagai upaya pun dilakukan, salah satunya dengan program layanan kelistrikan untuk kapal sandar atau electrifying marine PT PLN (Persero) di Terminal Petikemas New Makassar, Sulawesi Selatan. Hal itu untuk mewujudkan pelabuhan ramah lingkungan alias green port di Kawasan Timur Indonesia.

Menurut Terminal Head PT Pelindo Petikemas TPK New Makassar, Muhammad Syukur, PT Pelindo Petikemas TPK New Makassar (Makassar New Port) secara bertahap menggunakan PLN sebagai power crane menggantikan power diesel dimulai sejak Februari 2020 hingga secara keseluruhan crane di Terminal Peti Kemas (TPK) New Makassar (Makassar New Port), ada empat unit Quay Container Crane (QCC) terelektrifikasi power PLN pada Juni 2022.

Baca juga: Optimalkan Kolaborasi Pembangunan di Kawasan Rebana ...

"Dengan dukungan listrik, sangat membantu operasional di pelabuhan. Listrik benar-benar menjadi solusi bagi operasional bongkar muat. Perbaikan juga lebih mudah dilakukan, jika menggunakan diesel, ketika ada perbaikan kami terpaksa menghentikan operasional, apalagi mesinnya terletak di atas crane, dan itu butuh waktu yang tidak sebentar," ungkap Syukur.

Tidak hanya itu, dengan pengunaan listrik, mampu menghemat biaya bahan bakar. Jika dulu TPK New Makassar sebelum beralih ke listrik, konsumsi solar per jam rata rata 60 liter, atau jika dikonversi ke dalam Rupiah dengan harga solar industri rata rata Rp20 ribu per liter, maka dalam sejam menghabiskan anggaran Rp1,2 juta.

"Setelah konversi ke listrik, konsumsi listrik per jam rata-rata hanya 126 kWh/jam atau jika dikonversi ke dalam rupiah dengan tarif Listrik PLN rata-rata 1350/kWh adalah Rp170.100 per jam. Artinya, itu membuktikan bahwa elektrifikasi di TPK New Makassar dapat mengefisienkan biaya konsumsi bahan bakar hingga mencapai rata-rata Rp1.029.000/jam setara dengan efisiensi 85,7%," jelas Syukur.

Elektrifikasi di pelabuhan peti kemas, tentunya juga menurunkan emisi gas rumah kaca dengan perbandingan emisi yang dihasilkan yang dihasilkan dari mobilitas crane dermaga saat masih menggunakan diesel adalah 2,64 kg karbon dioksida per liter atau 158,4 kilogram karbon dioksida per jamnya.

"Setelah konversi ke listrik, emisi gas rumah kaca yang dihasilkan hanya 0,89 kilogram karbon dioksida per liter atau 112,14 kilogram karbon dioksida per jam. Sehingga kontribusi konversi diesel ke PLN pada penurunan emisi gas rumah kaca adalah 29,2%," lanjut Syukur.

Baca jugaPelindo Cetak Rekor Donor Darah Terbanyak di Pelabuhan

Tidak hanya itu katanya, sejak penggunaan listrik, kegiatan pemeliharaan crane di pelabuhan menjadi lebih mudah dan murah. Namun tingkat realibility dan availabilitynya semakin tinggi, tingkat respon crane terhadap beban container yang diangkat juga semakin meningkat dan memperpanjang penggunaan umur spare part.

Solusi bongkat muat

Petugas PT Pelindo Petikemas New Makassar, Jimmy menambahkan, keberadaan listrik mampu menjadi solusi bagi operasional aktivitas bongkar muat yang memobilisasi rata-rata 107 ribu peti kemas per bulan. Terlebih, pada 2018 muncul analisa kenaikan biaya operasional yang tinggi akibat pengoperasian mesin masih menggunakan diesel.

"Awalnya kami berpikir bagaimana turut mendukung program green port yang ramah lingkungan dan memangkas biaya operasional, setelah berdiskusi dengan PLN kami bersinergi untuk menginisiasi program elektrifikasi," tambah Jimmy.

Dia yang bertanggung jawab dalam hal instalasi bidang listrik, pemeliharaan dan perawatan peralatan tersebut mengaku bersyukur, berkat elektrifikasi pihaknya telah melaksanakan program green port, yang merupakan inisiasi pemerintah untuk mengurangi emisi gas buang di pelabuhan.

Baca juga: DPR Dorong Kemenhub Perbaiki Fasilitas Pendukung di Pelabuhan ...

Jimmy juga mengungkapkan, dibandingkan saat dulu menggunakan diesel apabila terjadi gangguan pada mesin, mereka terpaksa menghentikan operasional sambil menunggu mesin selesai diperbaiki dengan waktu yang tidak sebentar. Terlebih lagi, mesin diesel letaknya di atas crane yang tinggi, sehingg harus naik untuk perbaikan.

Sementara itu, Ahmad Amirul Syarif, Manager Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID)Â Sulselrabar mengungkapkan, jika electrifying marine adalah program electrifying lifestyle, sebagai dukunan PLN menuju energi bersih di daerah pelabuhan.

"Untuk electrifying marine, PLN bekerja sama dengan pelabuhan menghadirkan anjungan listrik mandiri (ALMA) yang jumlahnya sudah sebanyak 51 unit dengan kapasitas daya 413.200 volt ampere (VA). Dan ini adalah wujud transformasi PLN," ungkap Ahmad.

Dukung Produktivitas pelabuhan

Sebelumnya, General Manager PT PLN (Persero) UID Sulselrabar, Moch Andy Adchaminoerdin menjelaskan, upaya elektrifikasi Terminal Petikemas New Makassar merupakan wujud komitmen PLN mendukung produktivitas aktivitas pelabuhan dan mewujudkan green port yang dicanangkan oleh pemerintah.

"Kami menyasar elektrifikasi dermaga pelabuhan dengan program kami, yaitu electrifying marine, PLN menjadi solusi bagi pelaku usaha dengan menghadirkan pasokan listrik yang andal tanpa polusi suara dan lebih ramah lingkungan," ungkap Andy.

Andy menjabarkan, sejak 2018 sampai saat ini, PLN telah menyuplai listrik premium dengan total daya 8,6 megavolt ampere (MVA). Hal itu dilakukan untuk menunjang mobilitas tinggi bongkar muat peti kemas guna mendukung roda ekonomi.

Andy melanjutkan, guna memastikan aktivitas bongkar muat berjalan lancar, PLN menyuplai dua penyulang dari dua gardu induk yang menggunakan skema double supply sehingga listrik yang disuplai lebih andal, tanpa kedip, dan tanpa asap.

"PLN berkomitmen untuk mendukung program green port yang telah dicanangkan pemerintah dengan melakukan elektrifikasi pada terminal peti kemas dan kami siap menjawab kebutuhan listrik dengan tingkat keandalan yang tinggi. Yang tadinya emisi dan biaya operasional pelanggan tinggi, saat ini jauh lebih rendah," pungkas Andy. (LN/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya