Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Tekan Karhutla, BNPB Lakukan Teknik Modifikasi Cuaca di Sumsel

Dwi Apriani
10/8/2023 15:25
Tekan Karhutla, BNPB Lakukan Teknik Modifikasi Cuaca di Sumsel
Dua petugas berusaha memadamkan api yang membakar lahan gambut di kawasan Desa Suak Raya, Johan Pahlawan, Aceh Barat.(ANTARA/SYIFA YULINNAS)

KEBAKARAN hutan masih keap terjadi di Sumatera Selatan. Karena itu  Badan Nasional Penanggulangan Bencana siap melakukan  teknik modifikasi cuaca (TMC). Apalaga potensi awan penghujan masih terpantau.

"Kita sudah mulai melakukan teknik modifikasi cuaca untuk hujan buatan di Sumsel sejak 8 Agustus lalu, pelaksanaannya hingga 18 Agustus nanti. Selanjutnya BNPB akan meneruskan pelaksanaan TMC di Jambi,"  jelas Ansori, Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel, Kamis (10/8).

Berbeda dengan TMC sebelumnya, pelaksanaan TMC kali ini bekerjasama dengan smart aviation yang menggunakan pesawat jenis Caravan. Diakui Ansori, dalam satu hari dilakukan TMC hingga dua kali sorti.

Baca juga: TMC Hujan Buatan Karhutla Riau Masih Menunggu Pesawat TNI

"Sehari kita melakukan penaburan garam dengan dua kali sorti. Satu kali sorti ditebar satu ton garam diatas awan potensial," jelasnya.

Berdasarkan pengamatan BMKG, lanjut Ansori, saat ini potensi awan penghujan masih terlihat di langit Sumsel.  

"Karenanya TMC dimaksimalkan selagi awan penghujan masih ada. Kami memaksimalkan TMC dengan harapan di area Sumsel bisa turun hujan," ujarnya.

Dengan TMC ini, pihaknya berharap bisa membasahi lahan-lahan yang rawan kebakaran sehingga bisa menekan potensi karhutla.

"Kami bersyukur BNPB memberikan bantuan TMC saat ini, sebab dari hasil laporan di lapangan sudah banyak terjadi banyak kasus kebakaran hutan dan lahan. Bahkan tiap hari kami mengintensifkan pemadaman karhutla di sejumlah wilayah di Sumsel. Paling dominan saat ini, kebakaran hutan dan lahan ada di Ogan Komering Ilir," jelasnya.

Berdasarkan data dari tim monitoring hotspot (titik panas) sejak Januari hingga Juli ada 1.168 titik. Peningkatan hotspot ini tercatat sejak April ada 262 titik, Mei 226 titik, Juni 235 titik, dan Juli 211 titik.

Diakuinya, peningkatan titik api ini berpotensi meningkat lebih banyak pada Agustus, sebab puncak musim kemarau terjadi pada Agustus hingga September.

Saat ini ada 8 armada yang sudah membantu pemadaman karhutla di Sumsel yakni dua helikopter patroli dan 6 helikopter waterboombing. (DW/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya