Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Riau kembali Diselimuti Kabut Asap

MI/ Rudi Kurniawansyah
17/2/2015 00:00
Riau kembali Diselimuti Kabut Asap
(ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
KABUT asap akibat aksi pembakaran hutan dan lahan kembali menyelimuti wilayah Riau, kemarin. Pembakaran itu menghasilkan asap pekat sepanjang pagi hingga malam sehingga kualitas udara khususnya di Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru, menurun. Pekatnya kabut asap pada pagi dan malam juga telah mengganggu aktivitas warga. Aroma menyengat hasil sisa pembakaran hutan diyakini bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Hal itu sesuai dengan prediksi dokter paru RSUD Arifin Achmad Azizman Saad bahwa kabut asap kebakaran hutan dan lahan mengakibatkan kerusakan paru hingga ancaman kelainan genetik atau cacat otak pada bayi dalam kandungan. "Saat ini kualitas udara di Kota Pekanbaru pada posisi sedang. Partikel ISPU (indeks standar pencemaran udara) telah menunjukkan angka di atas 60," ungkap Budi, warga Panam, Pekanbaru.

Berdasarkan pantauan ISPU di Pekanbaru, saat ini kualitas udara di kota itu telah menurun dari posisi baik atau di bawah indeks partikel polutan 50 menjadi pada posisi di atas 60. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru Sugarin mengatakan kabut asap sudah menyelimuti sejumlah daerah di Riau, di antaranya Kota Pekanbaru, Dumai, Bengkalis, Pelalawan, dan Rengat Indragiri Hulu. "Kabut asap menurunkan jarak pandang hingga terbatas antara 4.000 meter dan 5.000 meter," ungkapnya. Dia menambahkan, pekatnya kabut asap seiring dengan lonjakan jumlah titik api indikator kebakaran hutan dan lahan yang cenderung meningkat di wilayah Sumatra.

Persoalan sosial

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar yang pada saat bersamaan berada di Pekanbaru mengatakan penyebab utama kebakaran hutan di Riau bukanlah dari alam, melainkan faktor manusia itu sendiri. Itu sebabnya dia tidak ragu menyebutkan bahwa yang harus diperbaiki ialah aspek sosial. "Karena itu, tolong tingkatkan stamina, jaga kesehatan, tingkatkan motivasi, serta bekerja secara utuh dan trengginas," ucap Siti kepada polisi hutan dan pegawai Balai Konservasi Sumber Daya Alam Riau. Sebelumnya Siti juga sempat berujar bahwa ada keterlibatan pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang mendalangi pembakaran hutan untuk suatu kepentingan. Hal tersebut dibuktikan dengan ditangkapnya dua pelaku pengerukan lahan di HM Giam Siak Kecil pada 13 Februari lalu.

Menteri KLH juga menyaksikan langsung beberapa orang yang tengah bersiap membakar hutan, tapi urung dilakukan ketika melihat helikopter yang dinaikinya mendekat. "Ini benar-benar membuktikan persoalan sosial menjadi masalah kita," tambah Siti. Sementara itu, Kepolisian Resor Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, mengamankan tujuh orang yang diduga sebagai pelaku kejahatan kehutanan dengan menebang pepohonan di kawasan hutan alam secara ilegal. "Mereka tertangkap tangan sedang melakukan illegal logging di kawasan hutan penyangga HTI di PT SPM Bukit Batu, Bengkalis, Sabtu (14/2)," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau Ajun Komisaris Besar (AKB) Guntur Aryo Tejo, kemarin. Dia menambahkan, tujuh pelaku ditangkap beserta barang bukti antara lain enam mesin pemotong kayu, empat bilah parang, dan sepeda kargo.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya