Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENDEKATI Ramadan, harga kebutuhan pokok seperti beras, telur, daging ayam potong dan minyak di Semarang, Jawa Tengah masih tinggi. Masyarakat berharap pemerintah segera kembali turun tangan mengatasi hal tersebut.
Di beberapa pasar tradisional di Kota dan Kabupaten Semarang, harga beras, telur ayam ras, daging ayam potong dan minta goreng bersubsidi (Minyakita) diperkirakan akan semakin melonjak.
Dari pantauan Media Indonesia pada Senin (20/3), harga beras kelas medium saat ini berkisar Rp12.000-15.000 per kg, telur ayam ras Rp30.000-Rp31.000 per kg, daging ayam potong Rp32.000 per kg dan Minyakita Rp17.000 per liter diatas HET Rp14.000 per liter.
"Minyakita sudah harga tinggi, mencari di pasar juga sulit. Pemerintah harusnya segera turun tangan karena (minyak) kebutuhan dasar rakyat," ungkap Dewi, warga Sumowono, Kabupaten Semarang.
Baca juga:Jelang Ramadan, Harga Ayam Potong Juga Melambung
Sejumlah pedagang sembako di Pasar Sumowono Prapti, mengatakan telah sepekan tidak lagi menjual Minyakita lantaran tidak ada lagi pengiriman barang. Di beberapa distributor juga sulit didapat sehingga kalau ada pun harga sama dengan merek minyak goreng nonsubsidi.
Wahyuni, pedagang sembako di Pasar Johar, mengatakan hampir seluruh harga sembako naik terutama beras, telur dan daging ayam. Sedangkan Minyakita, ketersediaannya terbatas.
Baca juga: Polisi Ikut Pantau Stok dan Harga Pangan di Musi Banyuasin
Kabid Pangan Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang Lendi Kurnia Ageng mengatakan pihaknya terus melakukan pemantauan harga berbagai kebutuhan mendekati Ramadan. "Ada kenaikan cukup signifikan sehingga perlu dilakukan langkah untuk mengatasi," imbuhnya.
Dalam rangka mengatasi dan menjaga harga di pasar, lanjut Lendi, hingga pertengahan Ramadan mendatang Dispertanikap menggandeng Bulog dan Gapoktan setempat untuk menggelontorkan sedikitnya 40 ton beras dalam operasi gabungan itu.
Sementara Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang mengadakan gelaran pangan murah di TBRS Kota Semarang akhir pekan kemarin untuk menekan gejolak harga. (Z-6)
Beras menjadi komoditas yang paling banyak diserbu warga. Pembelian pun dibatasi. Setiap orang hanya bisa membeli dua pak atau 10 kilogram beras.
Penerima manfaat gelar pangan murah harus dikurasi. Intinya harus tepat sasaran.
Sejumlah komoditas dijual mulai dari beras, telur, minyak goreng, cabai merah dan rawit, dan bawang merah
Gelar pangan murah merupakan salah satu upaya menstabilkan harga dan pasokan. Gelar pangan murah diharapkan bisa memenuhi kebutuhan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Operasi pasar murah dilakukan dalam rangka menekan laju inflasi daerah.
Pasar murah merupakan upaya mengendalikan inflasi dan kenaikan harga bahan pokok menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Harga beragam komoditas kebutuhan masyarakat saat ini relatif masih berfluktuasi.
Sosialisasi agar warga berbelanja sesuai kebutuhan akan terus dilakukan, sehingga harga tidak melonjak.
OPERASI pasar yang menjual kebutuhan pokok dengan harga murah hanya akan dijual bagi pemegang kartu rusun dan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengungkapkan pelaksanaan operasi pasar tersebut menggunakan transaksi non tunai.
Operasi pasar itu digelar sejak 4 Juni 2016 hingga 17 Juli 2016 mulai dari pukul 08.00 WIB hingga 13.00 WIB.
Harga sejumlah bahan pangan terpantau mulai naik di Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved