Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar kegiatan Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 di 5 desa wisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Kegiatan itu menjadi ajang membangkitkan kembali peran desa dalam sektor kepariwisataan melalui peran aktif warga dan pelaku pariwisata.
Desa wisata yang terpilih menjadi lokasi kegiatan, dua diantaranya merupakan desa penyangga wilayah di sekitar Taman Nasional Komodo, yakni Desa Komodo dan Pasir Putih.
Baca juga : Kolaborasi Kemenparekraf-DRRC UI Kembangkan Destinasi Wisata Aman Bencana
Desa Wisata Komodo merupakan salah satu habitat asli Komodo, warga setempat kini tengah bergiat mengembangkan produk wisata terkait satwa langka tersebut sekaligus mengelola potensi keelokan alamnya.
Adapun Desa Wisata Pasir Putih saat ini tengah memulai penanaman koral, mengembangkan konsep desa pelangi di tengah laut, serta pemanfaatan kekayaan laut.
Baca juga : Gerakkan Warga, Udi Hartoko Sulap Pujon Kidul sebagai Desa Wisata
Sementara 3 desa wisata lainnya, memiliki letak geografis tak jauh dari Kota Labuan Bajo, yakni Desa Batu Cermin, Golo Bilas dan Gorontalo, diharapkan dapat memperkaya alternatif wisata di kawasan yang telah ditetapkan pemerintah sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas ini.
Desa Wisata Batu Cermin misalnya, telah dikenal wisatawan dengan adanya Gua Batu Cermin, tengah bertumbuh dengan adanya sanggar budaya yang mengangkat kesenian tradisional setempat.
Adapun Desa Wisata Golo Bilas yang subur dan hijau, dikaruniai potensi wisata alam, serta memiliki UMKM produk herbal petani, sedangkan Desa Wisata Gorontalo dengan letaknya yang strategis dekat pusat kota, tengah berbenah memulai potensi yang dapat dikembangkan, untuk menarik kunjungan wisatawan.
Sosialisasi Sadar Wisata merupakan bagian dari Kampanye Sadar Wisata 5.0, yang menjadi program unggulan Kemenparekraf yang didukung Bank Dunia. Mengangkat pesan utama Sapta Pesona, CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability), serta Pelayanan Prima.
Sosialisasi itu diharapkan dapat mendukung kesiapan para pelaku pariwisata dalam menjawab kebutuhan tren pariwisata yang tengah bergeser menuju pariwisata berkualitas atau quality tourism.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Martini Mohamad Paham juga menyebut pariwisata berkualitas menciptakan peluang bagi desa wisata untuk mengambil peran.
“Wisatawan saat ini mencari tempat-tempat wisata baru, masyararakat perkotaan juga memilih desa wisata sebagai alternatif tempat wisata, Ini menjadi peluang bagi kita semua untuk membangun desa wisata,” ungkapnya.
Saat membuka Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 di Labuan Bajo, Analis Kebijakan Ahli Madya Kemenparekraf Ari Prasetio menegaskan, pemberdayaan desa melalui sektor pariwisata adalah wujud nyata kedaulatan bangsa dalam membangun kepariwisataan.
“Kedaulatan pariwisata berangkat dari desa,” tuturnya.
Untuk itu, ia mendorong partisipasi aktif warga dalam menghidupkan kepariwisataan di desa masing-masing, sehingga setiap pihak dapat menjaga keberlanjutan pariwisata nusantara.
Pada kesempatan ini, Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat Chrispinianus Mesima, mengajak para peserta Sosialisasi untuk memanfaatkan kesempatan mendapatkan pelatihan dengan baik, mendengarkan dengan pikiran dan hati terbuka.
Untuk menjaga dan tetap meningkatkan kualitas pengembangan pariwisata, tuturnya, pelaku pariwisata pun harus terus diingatkan kembali akan pentingnya hal-hal yang barangkali sudah diketahui bersama, namun seringkali pelaksanaannya belum sesuai dengan harapan.
“Dunia terus melangkah maju, sehingga kita harus terus mengisi diri kita dengan pengetahuan yang terus berkembang, termasuk tentang Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan CHSE,” ujar Chris.
Menparekraf/Baparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan, quality tourism adalah fokus akan terus digarap,
“Kita terus mengadopsi dan menggarap quality tourism. Jadi pembangunan sektor pariwisata tidak hanya fokus pada angka-angka kedatangan, tapi bagaimana kualitasnya. Kita ingin menghadirkan pariwisata yang mengimplementasikan cara-cara yang efektif, efisien, dan berorientasi hasil,” ujarnya. (RO/Z-5)
Setelah melewati babak penjurian yang sengit, keempat tim tersebut berhak mendapatkan pendanaan untuk menjalankan program pengabdian berdasarkan proposal mereka.
Siswa berkesempatan belajar membuat kerajinan batok dan membatik dengan teknik tulis, sekaligus berfoto mengenakan pakaian tradisional adat Yogyakarta.
Program Desa BRILiaN merupakan program pemberdayaan desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul.
Gen Z mencari tempat wisata yang mengadopsi konsep berkelanjutan dan pengalaman lokal, yang kerap ditawarkan desa wisata.
Menuju 2025, Desa Penglipuran berkomitmen memperkuat identitasnya sebagai destinasi wisata hijau yang mendukung pelestarian lingkungan dan budaya Bali.
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) meresmikan Desa Wisata Senteluk di Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagai desa binaan.
Java Balloon Attraction tahun ini merupakan salah satu agenda unggulan dari rangkaian kegiatan peringatan HUT ke-200 Wonosobo
Pariwisata hijau merupakan jalur penting untuk melestarikan lingkungan dengan pertumbuhan ekonomi, serta menjadi alat untuk mencapai kemakmuran yang merata.
Korea Utara membuka kawasan wisata pantai berskala besar. Proyek wsata ini disebut sebagai proyek unggulan Kim Jong Un.
Mawatu Resort, anak perusahaan Vasanta Group, secara resmi mengumumkan kemitraan strategis dengan Cinema XXI untuk menghadirkan bioskop pertama di Pulau Flores.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan signifikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sepanjang Mei 2025.
Dinas Pariwisata Pemkab Raja Ampat meminta pengelola homestay di Raja Ampat untuk menerapkan pariwisata berkelanjutan yang mudah dilakukan dalam kegiatan sehari-hari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved