Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
GEMPA bumi tektonik menguncang Tolitoli, Sulawesi Tengah, Kamis (2/3). Meski tidak ada korban luka, korban jiwa, dan kerusakan, gempa bumi dengan parameter magnitudo 4,8 itu membuat warga panik.
Salah satu warga Bajugan, Toliotli, Ira Wati, mengaku, guncangan gempa bumi yang dirasakannya begitu cepat dan kuat.
Ia yang saat itu tengah berada di dapur rumah langsung bergerak keluar karena beberapa perabotan dapur yang ditaruh di atas lemari ada yang jatuh.
"Panik sekali tadi saya pas gempa bumi itu. Saking takutnya, saya keluar rumah sudah lupa ada anak tidur di dalam kamar. Alhamdulillah tidak ada apa-apa juga," terangnya saat dihubungi Media Indonesia dari Palu.
Menurut Ira, selain dia banyak warga di kawasan permukimannya yang keluar meninggalkan rumah karena panik.
"Saya sampai di luar rumah, sudah banyak juga warga berdiri di jalan. Semuanya berteriak gempa bumi. Kami takut karena permukiman ini belakangnya persis laut," ungkapnya.
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa bumi di Tolitoli terjadi pukul 16:56:43 Wita. Gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,8 itu tidak berpotensi tsunami.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1.27 LU dan 120.20 BT, atau tepatnya berlokasi 35 kilometer utara Ogotua, Tolitoli, pada kedalaman 8 km.
Baca juga: Satu dari 10 Korban Kapal Tenggelam di Bali Ditemukan dalam Selamat
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi kedalaman dangkal akibat aktivitas sesar lokal," tulis Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam siaran pers yang diterima di Palu.
Menurutnya, berdasarkan laporan masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di Tolitoli dengan intensitas II-III MMI. Getarannya dirasakan nyata dalam rumah.
"Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu-lalang. Hingga saat ini tidak terdapat laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan gempa bumi tersebut," ungkap Daryono.
Pascagempa bumi itu, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).
Pun demikian, kepada masyarakat di wilayah Tolitoli dan sekitarnya diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg (username: pemda password: pemda-bmkg) atau infobmkg," tandas Daryono. (OL-16)
Menurut Muchtar, kejadian berlangsung cepat tanpa ada tanda-tanda kehadiran orang mencurigakan di sekitar lokasi.
ADA dua nama calon potensial yang masuk dalam survei kedua Golkar untuk Pilkada Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. Dua nama tersebut ialah Gunardi dan Faisal.
Tim Gakkum KLHK dan Kejaksaan Tolitolo berhasil mengamankan kegiatan pertambangan emas tanpa izin di Sulawesi Tengah.
Banjir yang terjadi di Desa Aung menyebabkan satu jembatan putus. Pihaknya bersama BPBD setempat dan aparat Desa Aung masih terus mendata rumah-rumah warga yang terdampak.
Pariwisata hijau merupakan jalur penting untuk melestarikan lingkungan dengan pertumbuhan ekonomi, serta menjadi alat untuk mencapai kemakmuran yang merata.
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Regional 4 Pantoloan mencatat capaian signifikan dalam memperkuat konektivitas logistik Sulawesi Tengah.
Tanah longsor terjadi di Desa Tirtanagaya, Parigi Moutong, pada Sabtu, 21 Juni 2025 pukul 17.06 WITA.
WAKIL Gubernur Sulawesi Tengah, Reny A Lamadjido menyampaikan keprihatinannya atas masih tingginya angka stunting, meski ekonomi daerah menunjukkan tren positif.
"Produk ini menjadi salah satu kebanggaan daerah dan memiliki peluang besar untuk berkembang lebih luas lagi hingga nasional,"
GUBERNUR Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, menegaskan pentingnya mengutamakan esensi pendidikan yang edukatif dan inklusif, bukan sekadar seremoni yang justru membebani orangtua.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved