Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
CUACA ekstrem yang juga terjadi di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat tidak menghalangi pembangunan hunian tetap (huntap) untuk relokasi warga Gempabumi Kabupaten Cianjur. Hal tersebut disampaikan Site Operation Manager Pembangunan Huntap di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Cianjur Denny Purnama.
Dirinya menyebut, kendala terbesar selama proses pembangunan huntap adalah cuaca di lokasi yang terus dilanda hujan belakangan ini.
Baca juga: Perahu Kandas Dihantam Ombak, Nelayan Terlempar ke Laut
"Kendala kami saat ini hanya cuaca. Karena di sini tanahnya tanah merah, kalau sudah hujan pasti jadi licin dan melembek (tanahnya), akhirnya pekerjaan kami terhambat," kata Denny dalam keterangan resmi, Jumat (30/12).
Namun meski terkendala cuaca, pekerjaan pembangunan huntap tetap berjalan.
"Kalau hujan kita tetap bisa mengerjakan konstruksi huntap bagian dalamnya, yang penting atap sudah terpasang. Kita bekerja mulai pukul 06.00 WIB hingaa 20.00 WIB non-stop untuk memaksimalkan waktu," tambahnya.
Sebanyak kurang lebih 260 pekerja diterjunkan untuk membangun huntap di lokasi tersebut. Menurut Denny, sebanyak 2 huntap dapat terbangun dalam waktu 5 hari pengerjaan.
Hingga Kamis (29/12), huntap yang telah rampung dibangun sebanyak 68 unit. Pembangunan huntap ditargetkan akan rampung pada akhir Januari 2023.
"Dari target 200 huntap, 68 di antaranya sudah selesai dibangun. Kita targetkan akhir Januari sudah selesai semuanya," jelas Denny.
Selain di Desa Sirnagalih, pembangunan huntap juga sudah mulai dilakukan di Kecamatan Mande.
Seiring dengan proses pembangunan huntap, BNPB juga terus melakukan distribusi dan pendirian tenda bagi warga yang masih mengungsi. Salah satu lokasi yang dilakukan pendirian tenda berada di Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Kali ini, tenda yang didistribusikan berupa tenda keluarga dengan kapasitas 5 orang. Tenda tersebut memiliki 3 ruang di dalamnya yaitu 2 kamar dan 1 ruang keluarga yang dibatasi dengan sekat kain.
Salah satu kepala keluarga yang mengungsi mengaku dirinya bersyukur karena tenda tempatnya mengungsi diganti menjadi tenda keluarga. Sebelumnya, ia beserta istri dan ketiga anaknya mengungsi di tenda mandiri yang terbuat dari terpal.
Pada saat hujan disertai angin, kerap kali tenda pengungsinya mengalami kebocoran dan barang-barang milik keluarganya menjadi basah.
"Kalau kemarin di tenda terpal yang warna biru, kalau hujan dan angin pasti basah semua. Sekarang alhamdulillah lebih nyaman," katanya.
Distribusi tenda tersebut juga didukung oleh BPBD dari beberapa wilayah di Provinsi Jawa Barat seperti BPBD Kabupaten Cianjur dan Sukabumi.
Selain tenda, BNPB juga terus mendampingi Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur dalam pemenuhan dan pendistribusian logistik permakanan bagi warga terdampak. (OL-6)
Daerah pertemuan angin atau konferensi juga berpotensi terbentuk di Laut Andaman, Laut Cina Selatan, Laut Natuna bagian utara, perairan utara Maluku Utara, Papua
Prakiraan BMKG potensi cuaca ekstrem dalam tiga hari ke depan berpotensi melandai di Jabodetabek. Tapi masih ada potensi angin kencang di Banten
MASYARAKAT di 15 kabupaten dan kota di Jawa Timur diminta waspada.
Ketidakteraturan atmosfer memicu kemunduran musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, memunculkan cuaca ekstrem yang terus berlanjut.
Ibu hamil juga bisa memanfaatkan beragam bahan pangan yang kaya vitamin C untuk memenuhi kebutuhan vitamin hariannya dalam menjaga imun tubuh.
BMKG merilis prakiraan cuaca 8 Juli 2025 yang mencakup potensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved