Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Jawa Barat Tingkatkan Kolaborasi Cegah Stunting

Bayu Anggoro
13/12/2022 22:15
Jawa Barat Tingkatkan Kolaborasi Cegah Stunting
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum bersama seorang pelajar putri di Tasikmalaya(MI/KRISTIADI)

PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat serius dalam mengatasi persoalan
gagal tumbuh pada anak (stunting). Salah satunya dengan meningkatkan
kolaborasi dengan berbagai pihak.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul mengatakan, pihaknya meluncurkan
program Jabar Zero New Stunting. Ini merupakan program unggulan Gubernur Jawa Barat dalam mendukung program nasional untuk menurunkan prevalensi stunting dengan target capaian pada 2023 yakni 19,2%.

Upaya kolaboratif dilaksanakan sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor
72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang mengamanatkan
bahwa percepatan penurunan stunting harus dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif, dan berkualitas melalui kerja sama multisektor di pusat, daerah, hingga desa.

Kolaborasi itu ditandai dengan digelarnya Jabar Stunting Summit (JSS) 2022, di Gedung Sate, Bandung, Selasa (13/12). Wakil Gubernur membuka acara itu.

Menurut Uu, ini sebagai upaya menyamakan persepsi terkait penurunan
stunting di seluruh kabupaten/kota di wilayahnya. Pihaknya menginginkan
kerja sama dan kemitraan dengan lembaga non-pemerintah terus
ditingkatkan baik dengan perguruan tinggi dan lembaga riset, kalangan
swasta dan filantropi, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat,
maupun lembaga mitra pembangunan dalam pelaksanaan percepatan penurunan
stunting di daerahnya masing-masing.

Menurut dia, pihaknya telah membentuk tim percepatan penurunan stunting
dan menerbitkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 107 Tahun 2021
tentang Percepatan Penurunan Stunting di Daerah.

"Terus ikhtiar semaksimal mungkin agar Jawa Barat zero stunting. Ikhtiar ini tidak bisa sendirian, karena itu kami melibatkan para pimpinan di daerah, bupati dan wali kota, termasuk yang hadir pada hari ini sebagai bentuk kebersamaan antara pemprov, pemkab dan pemkot di Jawa Barat," tegas mantan Bupati Tasikmalaya itu.

Kolaborasi ini dibutuhkan termasuk dengan seluruh unsur lain yang ada di daerah. "Karena para bupati dan wali kota yang tahu situasi dan kondisi di daerah masing-masing," katanya.

Panglima Santri Jawa Barat itu mengungkapkan dalam membangun generasi penerus yang berkualitas harus dimulai sejak dini, terutama di 1.000 hari pertama kehidupan, sehingga calon-calon penerus dan pemimpin Jawa Barat di masa depan harus terbebas dari stunting.

"Indonesia diproyeksikan mengalami puncak pertumbuhan penduduk produktif (bonus demografi) pada 2045. Namun bonus demografi ini tidak akan berguna atau bahkan akan menjadi beban negara jika tingginya prevalensi balita stunting tidak diperbaiki saat ini," ucapnya.

Kerja pentahelix


Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)a Jabar, yang juga Ketua Harian Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Jabar, Sumasna mengatakan, ajang Jabar Stunting Summit terselenggara berkat kerja sama pentahelix, dan dihadiri sekitar 1.000 peserta.

"Dengan Jabar Stunting Summit, kami berharap meningkatkan komitmen kolaborasi pentahelix untuk pencapaian Jabar Zero New Stunting agar generasi penerus Jabar berkualitas, kompeten, dan berdaya saing," kata Sumasna. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik