Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Grebeg Sudiro Awali Kemeriahan Imlek di Solo

16/2/2015 00:00
Grebeg Sudiro Awali Kemeriahan Imlek di Solo
()
HUJAN lebat yang mengguyur Kota Surakarta (Solo) sejak Sabtu (14/2) malam berganti menjadi cerah pada Minggu (15/2) pagi. Itu menjadi berkah bagi mereka yang telah bersiap sejak beberapa minggu lalu demi gelaran Grebeg Sudiro. Acara budaya tersebut telah dirintis sejak 2007 lalu.

Sejak awal, acara yang digelar di seputaran Kelurahan Sudiroprajan itu bertujuan menyatukan kemajemukan budaya yang ada di Surakarta.Utamanya ialah mengawinkan tradisi Jawa dan Tionghoa yang tinggal berdampingan di Surakarta sejak lama.

Acara dimulai sekitar pukul 13.30 WIB yang diawali dengan iring-iringan rombongan budaya Wisanggeni dari Balai Kota Surakarta.Selain para lelaki berjas merah yang riuh memainkan tetabuhan, ada sekumpulan lelaki dan perempuan mengenakan pakaian unik yang mengingatkan pada busana khas Solo Carnival. Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudiyatmo turut pula mengikuti barisan di belakang.

Rombongan itu mengarah ke Kelenteng Tien Kok Sie yang terletak di seberang Pasar Gede.Kelenteng yang dibangun pada 1745 itu menjadi pusat ibadah sekaligus pusat perayaan Tahun Baru Imlek di Surakarta.

Area sekitar kelenteng menjadi jalur utama arak-arakan Grebeg Sudiro yang didukung 59 kelompok peserta dari berbagai latar belakang. Di antaranya kelompok barongsai Macan Putih, Paskibra SMU 3 Surakarta serta marching band dari TNI-AD.

Akulturasi budaya antara Tionghoa dan Jawa bisa terlihat dari gunungan yang ditandu. Ada bentuk yang mengadaptasi bentuk gunungan pada umumnya, tetapi isinya bakpau dan ma kanan khas etnik Tiongkok lainnya. Ada pula gunungan yang berbentuk istana dan diisi kue keranjang.

''Grebeg Sudiro adalah embrio untuk menyatukan kemajemukan di Solo yang memiliki latar belakang etnik berbeda-beda. Melalui acara ini, kami mengimplementasikan Pancasila sila ke-3,'' ujar Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudiyatmo dalam sambutannya.

Dalam merespons hal tersebut, Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan acara kebudayaan itu layak dijual sebagai upaya menggerakkan pariwisata dan ekonomi kreatif masyarakat Surakarta. Dengan kemasan dan promosi tepat, ia yakin tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Surakarta bisa meningkat dari 40 ribu orang di 2014 menjadi 50 ribu orang di 2015. Di tahun mendatang, angka itu diharapkan bisa meningkat lagi dua kali lipat.

''Dengan potensi yang ada sekarang saja, Solo sudah bisa menampung peningkatan 50% dari sebelumnya. Hotel-hotel sudah bagus. Tinggal kita jalankan promosi sembari memperbaiki infrastruktur yang ada,'' jelas Arief.

Kelebihan lain yang dimiliki Surakarta untuk menarik wisatawan ialah variatifnya agenda kebudayaan. Surakarta, terang dia, memiliki 62 cultural event dalam setahun. Artinya, wisatawan hampir setiap minggu selalu memiliki destinasi wisata budaya untuk didatangi.

Pemerintah pusat berjanji membantu promosi destinasi wisata tersebut. ''Jumlah wisatawan mancanegara ke Solo 40 ribu. Kalau bisa dinaikkan 100 ribu saja dan masing-masing menghabiskan US$1.000, kita bisa dapat US$100 juta atau Rp1 triliun. Hasil itu sebagian besar mengalir ke masyarakat Solo juga,'' tukasnya.(Din/S-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya