Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Atasi Bottleneck di Brebes Timur

Akhmad Safuan
27/6/2016 04:45
Atasi Bottleneck di Brebes Timur
(ANTARA/Oky Lukmansyah)

BREBES Timur, Jateng, diperkirakan akan menjadi bottleneck paling utama pada arus mudik tahun ini.

Lalu lintas arus mudik dari enam lajur menyempit menjadi dua lajur setelah keluar dari Tol Brebes Timur.

Potensi kemacetan masif pun sangat besar.

Kepala Polda Jateng Irjen Condro Kirono mengatakan pihaknya berkonsentrasi penuh utamanya untuk mengatasi bottleneck di wilayah itu.

"Akan kita lakukan sistem buka tutup di jalur utama pantura dengan menggunakan skema 3:1, yakni 3 lajur dari barat dan 1 dari timur karena setelah kendaraan berada di 6 lajur, yakni dari jalan nasional 2 lajur, dari Tol Pejagan 2 lajur, dan dari Tol Brebes Timur 2 lajur akan masuk ke jalur pantura yang hanya 2 lajur untuk kendaraan dari arah barat," kata Condro Kirono di Semarang, kemarin.

Demi mengatasi bottleneck, tambah Condro Kirono, akan diturunkan kekuatan penuh di daerah itu. Selain petugas dari Polres Brebes, juga akan diturunkan anggota dari polda, termasuk tambahan kekuatan 700 personel dari Mabes Polri dan anggota dari Akpol.

Dalam kaitan itu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Brebes Driwanto mengatakan di wilayah Brebes telah pula disiapkan 22 jalur alternatif untuk memecah ketersendatan di jalur utama.

"Ke-22 jalur itu seluruhnya akan siap pada H-7," kata Driwanto.

Di luar titik bottleneck, sejumlah pasar tumpah di jalur pantura juga diprediksi dapat memicu kemacetan.

Kapolres Cirebon, AKB Sugeng Haryanto. menyatakan antisipasi dan rekayasa yang disiapkan ialah pada hari pasaran akan dilakukan pembatasan jumlah pedagang dengan melarang mereka berjualan di bahu jalan.

Untuk ruas jalan alternatif mudik di wilayah Sadang-Subang dan Subang-Cikamurang-Tomo, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Jawa Barat Dadi Rochanady yang telah melakukan peninjauan ke lokasi menyatakan ruas jalan alternatif di wilayah itu sudah siap.

"Hanya ada beberapa yang harus dilengkapi, yaitu masalah penerangan jalan masih minim, terutama di area perkebunan," jelas Dadi.

Longsor

Di lain sisi, saat perbaikan jalan longsor di Km 103 400, ruas Tol Cipali belum tuntas, longsor dilaporkan kembali terjadi di Km 87 arah Cikopo menuju Palimanan.

Meskipun dikatakan belum mengganggu, longsoran baru sedalam 10 meter dan panjang sekitar 50 meter itu dikhawatirkan akan melebar jika hujan membali mengguyur.

Petugas dilaporkan menurunkan satu alat berat dan menyiapkan kayu serta batu dan kawat bronjong untuk membuat tahanan tanah yang longsor akibat digerus hujan.

"Ini longsoran baru akibat hujan dan harus selesai diperbaiki sebelum Lebaran," kata Warjo salah seorang pekerja di Km 87, kemarin.

Perbaikan juga dikatakan masih dikebut pihak pengelola tol di Km 103 400 yang kembali longsor setelah dikerjakan sehari sebelumnya.

Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Wilayah I Jawa Barat Balai Besar

Pelaksana Jalan Nasional IV Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, T Yuliansyah, menyatakan 95% jalan nasional di jalur pantura Jabar dalam kondisi mantap dan siap dilalui pemudik. (RZ/UL/SB/Dro/X-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya