Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PEMERINTAH Provinsi Sumatera Selatan meminta agar pemerintahan di tingkat kabupaten dan kota untuk meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait guna mengatasi gejolak inflasi.
Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya menjelaskan Pemprov sudah membentuk Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sebagai wadah koordinasi setiap kabupaten/kota dengan provinsi dalam upaya mengendalikan inflasi.
"Langkah-langkah harus dilakukan agar inflasi terkendali, jika tidak daya beli masyarakat akan terganggu. Penting untuk saling berkoordinasi," katanya.
Ia mengatakan faktor pemicu inflasi diyakini bersumber dari kenaikan harga pangan. Ketidaktersediaan pasokan hingga kelancaran distribusi pangan diharapkan menjadi perhatian dari pemkab/pemkot melalui TPID.
Selain itu faktor pemicu lainnya yakni kenaikan harga bahan bakar minyak pada awal September lalu. Terkait kenaikan harga BBM ini, pemerintah sudah memiliki program jaring pengaman sosialnya.
Pemprov Sumsel juga menginisiasi pasar murah beras untuk membantu masyarakat miskin dalam menghadapi kenaikan harga beras dalam tiga pekan terakhir. "Sumsel mengalami gejolak inflasi, tapi masih terkendali. Tapi kita tidak boleh lengah, semua pihak harus bersinergi dan berkoordinasi,� kata dia.
Berdasarkan data BPS, Sumsel pada September 2022 mengalami inflasi sebesar 1,26 persen (mtm), 5,60 persen (ytd) dan 6,70 persen (yoy). Penghitungan inflasi di Sumsel merupakan gabungan dari penghitungan inflasi di Kota Palembang dan Lubuklinggau dengan bobot inflasi masing-masing 93 persen dan 7 persen. Beberapa komoditas dominan penyumbang andil inflasi kumulatif Januari sampai September 2022 yang kiranya menjadi perhatian TPID, antara lain BBM, cabai merah, beras, angkutan udara, dan telur ayam ras. (OL-15)
LAPORAN Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta mencatat inflasi sebesar 0,13% pada Juni 2025 dibanding bulan sebelumnya.
Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat laju inflasi pada Juni 2025 di wilayah ini sebesar 0,23% (month-to-month - mtm).
INFLASI bulanan pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19%, ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,07 pada Mei menjadi 108,27.
Pada pertengahan Juni 2025, harga beras di beberapa pasar tradisional Kabupaten Deli Serdang naik hingga 3,4% dibanding bulan sebelumnya.
Reorientasi belanja daerah sebagai bantalan fiskal yang tangguh dapat menjadi strategi lain guna mengendalikan inflasi daerah.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved