Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

GMPI Jatim: Usut Tembakan Gas Air Mata Saat Rusuh Arema FC Vs Persebaya

Mediaindonesia.com
02/10/2022 09:04

PIMPINAN Wilayah Generasi Muda Pembangunan Indonesia (PW GMPI) Jawa Timur mengutuk keras kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10) malam WIB, usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023.

Seperti diketahui, laga tersebut berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan Persebaya. Usai wasit meniupkan peluit akhir pertandingan, para pemain Persebaya langsung berlari masuk ke ruang ganti.

Mereka pun dengan cepat dievakuasi untuk meninggalkan Malang dengan menggunakan kendaraan taktis (rantis).

Tapi tak lama berselang, suporter Arema mulai masuk ke lapangan membuat situasi menjadi ricuh.

Ditambah, pihak Kepolisian juga menembakkan gas air mata, yang membuat banyak penonton semakin panik dan menyebabkan 128 suporter meninggal dunia, 180 luka dan 2 anggota polisi meninggal dunia.

Wakil ketua bidang hukum PW GMPI Jatim A. Imam Santoso mempertanyakan urgensi pihak kepolisian menembakkan gas air mata kepada suporter Arema yang ada di lapangan.

Baca juga:  Polri akan Dalami Penggunaan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan

Menurut Imam, kepolisian harus bertanggung jawab atas tragedi tersebut serta meminta Kapolres Malang dan Kapolda Jawa timur memundurkan diri dari jatabannya.

"GMPI Jatim bersuara atas kerusuhan di kanjuruhan. Titik tekannya ketidakprofesionalan Polisi. Saya meminta Kaploda jatim, kapolres Malang harus bertanggungjawab," kata Imam kepada media, Surabaya, Minggu (2/10/2022).

Imam menambahkan, aturan FIFA melarang penggunaan gas air mata di stadion sudah jelas. Sehingga menembakkan gas air mata kepada suporter Arema merupakan tindakan kecerobohan pihak kepolisian.

"Bukan kah menggunakan gas air mata itu tidak diperbolehkan oleh FIFA? Herannya kami, di lapangan sudah tidak ada pemain persebaya, dan pertandingan itu tidak dihadiri bonek. Lalu banyak nya korban nyawa itu apa penyebabnya? 
Ini bukan arema vs persebaya tapi Aremania Vs gas air mata," jelas dia.

Sementara itu, Ketua PW GMPI Jawa Timur, Sugondo menyampaikan berbelasungkawa kepada korban yang meninggal atas tragedi di Kanjuruhan Malang tersebut. Ia juga meminta Kapolri membentuk Timsus dalam mengungkap tragedi tersebut.

"Ini merupakan tragedi besar dan duka yang amat mendalam, disaat kita memperingati hari kesaktian pancasila malah terjadi tragedi seperti ini. Kami harap KAPOLRI membentuk timsus dalam mengungkap tragedi ini karena ini ratusan nyawa yang jadi korban," ungkap Sugondo.

Ia berharap peristiwa yang terjadi di Kanjuruhan Malang, yang mengakibat suporter meninggal dunia tidak terulang kembali.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik