Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Enam Warga Badui Meninggal Diduga Terserang TBC

Seprinal Sri Putra (MGN), Narendra Wisnu Karisma (SB)
14/9/2022 20:55
Enam Warga Badui Meninggal Diduga Terserang TBC
Enam Warga Baduy Meninggal Diduga Terserang TBC(MGN/Seprinal Sri Putra)

DALAM beberapa pekan terakhir tercatat sebanyak enam orang warga Badui di Lebak, Banten, meninggal dunia. Keenamnya meninggal dengan gejala yang sama yakni batuk dan demam tinggi.

Keenam warga Badui tersebut terdiri empat orang balita dan dua remaja berusia sekitar lima belas tahun. Mereka berasal dari 4 kampung berbeda, 3 warga Kampung Cikeusik, 1 warga Batubeulah, 1warga Pamoean dan seorang warga Cisadabe.

Dari hasil pemeriksaan sampel darah yang dilakukan oleh tim Medis Sahabat Relawan, dua warga yang meninggal diduga karena TBC, sementara lainnya menunjukkan terkena infeksi saluran pernafasan akut.

Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Lebak, Firman Rahmatullah telah menyisir dan mengumpulkan beberapa data dari keluarga terdekat dari warga yang meninggal tersebut.

"Dari hasil penyisiran dan data yang terkumpul dari orang tua atau keluarga terdekat, warga yang meninggal sebelumnya mengalami gejala seperti batuk, pilek dan diare," beber Firman di kantornya, Rabu (14/9/2022).

Namun, ia mengaku tak ingin terburu-buru menyimpulkan penyebab kematian tersebut dan keputusan nanti akan diumumkan oleh Kementerian Kesehatan RI.

"Semua masih dalam proses. Kami masih menunggu hasil pemeriksaan penunjang, salah satunya yang sampel yang sempat diambil para relawan," lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut, Firman membeberkan sejumlah faktor yang menyebabkan warga Badui cukup rawan terjangkit penyakit saluran pernafasan atau TBC.

Menurutnya, jarak antar hunian di Badui sangat padat namun masing-masing rumah tidak memiliki sirkulasi udara yang baik. Kondisi itu membuat udara di dalam ruangan menjadi tidak sehat.

"Kerawanan di sana adalah gangguan pernafasan, terutama pada anak-anak karena tipikal rumah warga Badui itu minim ventilasi, udara dari dalam rumah keluar masuk hanya dari satu pintu," kata Kepala Bidang P2PL dinkes Lebak itu.

"Terlebih ada beberapa keluarga yang menyalakan tungku di dalam rumah, sehingga asap bercampur dengan udara di dalam sana," imbuhnya.

Firman menceritakan seringkali tim kesehatan kesulitan untuk segera mengambil langkah penanganan medis karena masih kuatnya aturan adat di Badui. Ditambah wilayah adat yang sangat luas dan terpencar-pencarnya antar satu kampung.

"Di sana masih ada orang yang batuk dan pilek, namun kita kesulitan memilah tingkat keparahannya karena aturan adat di sana. Mereka pun juga sulit untuk diajak berobat di luar wilayah Badui" tandas Dokter Firman. (Ren/A-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya