Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
YOGYAKARTA sebagai kota pelajar disematkan karena sejarah berdirinya organisasi Taman Siswa oleh Ki Hajar Dewantara. Warisan nilai-nilai Ki Hajar Dewantara untuk menjadikan generasi yang mampu tumbuh menjadi dirinya sendiri, memiliki kemandirian berpikir, dan jiwa yang merdeka agaknya kurang dimaknai dengan sungguh-sungguh oleh pendidik masa kini.
Pendidikan di Yogyakarta memiliki indikator penilaian 3P yaitu Pelayanan, Penampilan, dan Prestasi. Akan tetapi, indikator tersebut tidak imbang dengan realitas yang terjadi. Problematika pendidikan di kota gudeg seperti demotivasi belajar siswa, kasus perundungan, dan tidak adanya ruang untuk mengeksplor lebih jauh keunikan siswa memunculkan pertanyaan apakah spirit Taman Siswa bisa dihidupkan kembali?
Spirit tersebut dapat dibangun kembali dengan adanya Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dengan ideologi kemanusiaannya.
“Spirit Taman Siswa bisa berdiri kalau semua SD di Yogyakarta mau mengubah kultur pendidikan menjadi lebih menyenangkan dan memanusiakan. Birokrasi yang lebih terbuka dan adaptif juga dibutuhkan untuk konsep pendidikan masa depan GSM,” lanjut Rizal, pendiri GSM.
Keberhasilan GSM dibuktikan dengan adanya pernyataan dari Sarmidi.Koordinator Pengawas kota Yogyakarta, dan Kepala UPT (Unit Pelaksana Teknis) Yogyakarta, yaitu GSM mendidik berdasarkan keanekaragaman anak-anak dan penanaman budi pekerti.
”GSM menggunakan pendekatan sangat tepat dan bagus dengan pembelajaran untuk memanusiakan manusia. Maka bangkitlah negeri bersama GSM,” tutur Sarmidi.
“Sekolah perlu mendapatkan kesempatan yang setara dan diperlakukan sama, baik sekolah besar, favorit, atau tidak, Tidak dibeda-bedakan oleh takaran sumber daya infrastruktur, guru, dan muridnya. Sehingga, tidak adanya kastanisasi di komunitas GSM itu sendiri,” jelas Rizal.
Dukungan nyata pada GSM tampak dari hadirnya undangan yang justru dikeluarkan langsung oleh Dinas Pendidikan kota Yogyakarta, serta perencanaan ke depan untuk membangun kegiatan di komunitas SD secara serius dan sistematis.
Ada tiga hal yang dibangun di dalam komunitas GSM. Pertama, adanya ruang kemandirian bagi setiap guru dan kepala sekolah untuk membentuk jiwa-jiwa yang merdeka dalam membuat kurikulum sekolahnya sendiri, dan perencanaan pembelajaran sendiri yang disesuaikan kebutuhan serta keunikan muridnya.
Kedua, adanya peningkatan kapasitas diri setiap guru dalam hal profesionalisme, kompetensi, karakter, dan mindset. Ketiga, aktivitas bertukar praktik baik para guru dalam mengajar agar tercipta kualitas mengajar sebaik mungkin.
Baca juga : SpeedLab Beri Layanan Cek Darah Hingga Asam Urat Secara Gratis
GSM memiliki ideologi Sekolah 0.4 untuk membangunkan spirit sekolah dengan kembali mendidik manusia agar siswa menemukan versi terbaiknya. Ada empat hal yang menjadi penanda Sekolah 0.4. Pertama, sekolah berfokus membangun kesadaran diri siswa dan guru melalui proses dialog, refleksi, dan introspeksi untuk mengenali diri, mengelola diri, sekaligus menemukan tujuan moral hidup dalam konteks sosial.
Kedua, membangun budaya ekosistem sekolah positif yang memberi rasa aman dan membuat siswa tertarik serta antusias dalam belajar secara aktif. Ketiga, membangun penalaran kritis dan kreatif agar siswa mampu mengonstruksi pengetahuannya sendiri melalui pengalaman nyata dengan menemukan persoalan, sekaligus mencari solusi secara mandiri.
Keempat, pendidikan yang investigatif terhadap kehidupan nyata dan sosial sehingga siswa tidak hanya pintar dan siap menjadi tenaga kerja terampil, tetapi juga membangun kecerdasan kewarganegaraan agar terlibat aktif dalam perubahan global yang cepat.
Untuk itu, Sekolah 0.4 menyasar sekolah-sekolah pinggiran agar perubahan dapat dimulai dari sana sebagai bentuk pemihakan GSM pada kaum pinggiran.
“Sekolah 0.4 sebagai sekolah masa depan artinya GSM mengajak untuk menyiapkan manusia menjadi pengendali utama atas ambisi kemajuan teknologi saat ini, bukan justru dikendalikan oleh algoritma digital,” ucap Rizal.
GSM memiliki kultur bahwa sekolah sebagai fondasi rumah, dan kurikulum sebagai ruangan rumah. Maka ruangan yang berganti akan tetap aman jika fondasinya kokoh. Fondasi dilakukan dengan kultur sekolah yang memanusiakan dan menyenangkan. Rizal menambahkan bahwa
“GSM akan terus menyambut hal-hal inisiatif yang dilakukan, sehingga kurikulum apa pun termasuk kurikulum saat ini akan terlaksana dengan baik dan benar karena dilakukan oleh guru-guru yang jiwanya merdeka seperti semangat hari kemerdekaan 17 Agustus 1945," ujarnya.
Workshop pelatihan mindset perlu didukung oleh seluruh stakeholder yang berperan untuk ditiru agar menjalar ke kota-kota lain di seluruh Indonesia, sehingga bangsa ini benar-benar merdeka dan mampu menyiapkan sistem pendidikannya untuk beradaptasi dengan masa depan.
“Oleh karena itu, judul pelatihan perubahan mindset GSM ialah Sekolah 0.4 sebagai sekolah masa depan sekaligus penanda lahirnya kembali spirit Taman Siswa di Yogyakarta,” tutup Rizal. (RO/OL-7)
Geoheritage, biodiversity dan cultural diversity harus dikemas menjadi satu produk untuk keberlangsungan dan konservasi di DI Yogyakarta
"Yang memungkinkan adalah dengan durasi kunjungan antara dua atau tiga jam. Wisatawan dapat menikmati kuliner, kerajinan atau mampir di spot foto yang indah dan menarik,"
UMKM Monalisa memanfaatkan potensi singkong menjadi tepung mocaf (Modified Cassava Flour) yang memiliki permintaan pasar yang luas dan nilai tambah ekonomi yang signifikan.
PEMBUATAN Jembatan Pandansimo di DIY hampir selesai. Jembatan ini diyakini akan menjadi salah satu ikon infrastruktur di DIY yang tahan gempa
"Operasional armada truk kita tambah pada musim libur ini. Sejak pukul 5 pagi pagi truk (pengangkut sampah) sudah jalan,"
Hal yang harus dipertimbangkan dalam melakukan kegiatan adalan kualitas layanan serta ketersediaan anggaran
PENDIDIKAN adalah hak dasar setiap anak sebagaimana dijamin dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Raperda Penyelenggaraan Pendidikan sebagai bentuk upaya pemerintah menjamin layanan pendidikan untuk semua anak usia sekolah.
TPPK yang dibentuk di setiap sekolah bertugas melakukan upaya pencegahan dan penanganan kasus kekerasan.
THEFI 2025 berawal pada 9 Agustus di Jakarta, lalu berlanjut di 10 Agustus di Bandung, 12 Agustus di Makassar, 14 Agustus di Surabaya, dan 16 – 17 Agustus di Medan.
DORONG pemanfaatan hasil TKA untuk kebutuhan evaluasi dan peningkatan kualitas pendidikan nasional, sehingga mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang berdaya saing.
Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 kembali menghadirkan program unggulan bertajuk GIIAS Education Day pada Rabu (30/7) di ICE BSD City, Tangerang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved