Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
Sri Tukini, guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Seruyan Hilir Timur, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah bukan hanya istimewa karena ia tangguh menerabas jalanan berbukit dengan sepeda motornya, hingga seringkali ketika medan tak kondusif ia harus menuntun, bahkan menitipkannya dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki, namun juga karena kiprahnya yang terus berlanjut ketika kelas berakhir.
Usai mengajar di PAUD, Sri Tukini melanjutkan mengunjungi rumah anak-anak didiknya yang letaknya berjauhan. Ia menghabiskan waktu selepas jam mengajar pukul 11 hingga jelang sore untuk berkunjung dan memastikan anak didiknya yang tak berkesempatan pergi ke sekolah juga mendapat haknya.
“Tetapi medan wilayah Seruyan itu berbukit dan banyak tapi juga cekungan, membuat saya tidak bisa banyak mengunjungi rumah anak murid saya, apalagi jika banjir menghadang. Namun kalau mengingat anak murid di sini, saya akan terus bangkit agar mereka mampu mengenyam pendidikan yang layak dan setara. Dengan mengunjungi rumah, ini menjadi solusi supaya mereka yang jarang ke sekolah tidak tertinggal pelajaran,” ujar Sri Tukini tentang kampungnya yang jika banjir butuh waktu hingga bulanan untuk bisa surut.
Setiap pagi, Sri Tukini harus bangun sepagi mungkin memastikan urusan domestik rumahnya kelar sebelum pukul setengah tujuh ia berangkat ke sekolah. Selain kondisi jalanan, jaringan telepon dan akses komunikasi yang sulit menjadi kendala lainnya.
Perempuan kelahiran Lampung 7 Maret 1981 ini setiap harinya mengajar dari rumah ke rumah dan memberikan tugas pada siswanya. "Saya jadi guru sejak 2015. Banyak sukanya, saya dapat menambah pengalaman di dunia anak, menggali karakter mereka," ujar Sri Tukini yang mengaku digaji Rp 100 ribu perbulan.
Tantangan lainnya, ia mesti berhadapan dengan sebagian orang yang meremehkan karena ia lulus SMA dari Kejar Paket C. "Tetapi saya tidak gentar, saya hadapi semua ini dengan sabar dan keyakinan kalau saya mampu melalui ini semua," ujar Sri Tukini yang juga selalu memastikan kebersihan kelasnya sebelum anak didiknya datang.
Tujuh tahun bergelut di dunia pendidikan, Sri Tukini diganjar Askrindo PAUD Institute Award (APIA) 2022 di Yogyakarta pada Juli lalu, APIA merupakan ajang rutin yang dilakukan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), anggota Holding Asuransi dan Penjaminan Indonesia Financial Group (IFG).
"Perhatian Askrindo kepada guru dan pengelola PAUD tak main main, program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) Askrindo menyentuh yang tak tersentuh. Jika selama ini apresiasi bagi Guru PAUD sangatlah terbatas, Askrindo hadir dengan penghargaan ini. Sikap heroik dan pantang menyerah dari para guru PAUD berstatus non formal di daerah 3T menggugah kami untuk mengangkat harkat mereka," kata Direktur Utama PT Askrindo Priyastomo.
Askrindo, kata Priyastomo, memandang guru-guru PAUD harus diberikan apresiasi karena mereka telah mendedikasikan diri serta menjadi garda terdepan dalam mencerdaskan dan membangun karakter generasi penerus. "Hal ini pun sesuai komitmen Askrindo dalam bidang pendidikan," tutur Priyastomo. (X-16)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved