Kementan Ajak Petani Milenial Kalsel Terapkan Smart Farming

Mediaindonesia.com
18/7/2022 21:43
Kementan Ajak Petani Milenial Kalsel Terapkan Smart Farming
Kepala SMKPPN Banjarbaru, Budi Santoso (ke-2 kiri) dan DPM Bali, Gede Agung Wedhatama (ke-2 kanan)(dok.ist)

UNTUK mendukung penumbuhan petani milenial yang andal dan melahirkan wirausahawan milenial dari sektor pertanian, Kementerian Pertanian RI bersama International Fund for Agricultural Development (IFAD), terus menciptakan wirausahawan milenial tangguh dan berkualitas melalui Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS).

Menyikapi perkembangan kemajuan teknologi, Kementan juga menekankan  pentingnya penerapan smart farming untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas sektor pertanian.

Smart farming merupakan konsep pertanian berbasis pada precision agriculture yang memanfaatkan otomatisasi teknologi, didukung oleh manajemen big data, machine learning/kecerdasan buatan dan teknologi di era Industri 4.0 untuk pengembangan pertanian modern.

Smart Farming dapat diterapkan mulai dari identifikasi lahan, cuaca/iklim, identifikasi tanaman di setiap lokasi, kondisi tanah, pupuk, benih, pestisida, panen, kerusakan hasil panen, jumlah produksi hingga pemasaran.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mendorong para petani untuk mengubah mindset dan paradigma dalam bertani. Tinggalkan paradigma petani itu miskin. Petani itu orang kecil. Petani adalah orang yang pasti tidak miskin. Petani tidak lagi dengan citra bajunya yang kumuh, compang camping, berlumur lumpur, melainkan menjadi petani milenial.

“Dreaming, believing, and make it happen. Believe your dream, and believing dreams come true, itu kalau kalian yakin dengan dirimu, dan kalian mau belajar. “It’s your era! Ini eramu. Kalian punya gadget. Kalian punya digital dan kalian punya link. Gunakan untuk membangun sebuah virtual system yang mendunia. Ilmu itu harus dipaksa, paksaki! Jangan cuman bagus di planning. Action dong! Action itu jangan diam. Kerja!” katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa petani harus bertransformasi, yang dulu bertani hasilnya hanya untuk kebutuhan pribadi dan keluarga, saat ini pertanian harus menjadi sarana untuk mencari uang sebanyak-banyaknya.

"Berbisnis di sektor pertanian, harus dibangun pemahaman agribisnis pertanian yang modern yang memanfaatkan seluruh teknologi untuk menggenjot produksi, produktifitas dan kualitas hasil pertanian," katanya.

Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Banjarbaru selaku Projects Provincial Implementation Unit (PPIU) dari Program YESS, berupaya meningkatkan kapasitas petani milenial melalui kolaborasi dengan petani muda keren Bali dan P4S Ushuludin dalam menerapkan smartfarming di Banjarbaru, Kalsel pada Sabtu (16/7).

Sebanyak 22 orang petani millenial peserta Program YESS yang terdiri atas Calon Penerima Manfaat (CPM) dan Penerima Manfaat, mendapat keterampilan teknis melalui pengalaman langsung dan teoritis mengenai smartfarming selama tiga hari berturut-turut.

Adalah Gede Agung Wedhatama atau Bli Gung, begitu biasa disapa, merupakan penggagas Petani Muda Keren yang telah menerapkan smart farming di Bali.

Melalui smartfarming, Bli Gung dapat menghasilkan pertanian yang modern dan efisien sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani yang tergabung dalam Petani Muda Keren.

Bli Gung menuturkan, ada lima komponen penting untuk smartfarming yang disebutnya sebagai 5K yakni Komitmen, Komunitas, Kolaborasi, Kontribusi, dan Keren.

Kepala SMK-PPN Banjarbaru selaku Penanggung Jawab Program YESS Kalsel, Budi Santoso menekankan pentingnya smartfarming sebagai respon terhadap kondisi iklim yang tidak dapat diprediksi.

"Fenomena climate change dapat dijawab dengan adanya smartfarming, sehingga melalui pelatihan ini maka para peserta dapat menerapkan smartfarming yang kemudian dapat menjaga pangan serta pendapatan," katanya.

Budi Santoso mengingatkan bahwa kegiatan tersebut sangat spesial, maka para peserta harus bersemangat dan serius dalam mengikuti kegiatan. Kita sudah mendatangkan ahlinya smartfarming, Bli Gung, dari Pentani Muda Keren di Bali.

"Harapannya hal serupa dengan Petani Muda Keren dapat diterapkan di lokasi Program YESS khususnya di Kabupaten Tanah Laut, selama tiga hari ini," katanya. (OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya