Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pemkab Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana

Atalya Puspa
18/7/2022 18:40
Pemkab Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana
Warga membersihkan material akibat banjir bandang di Kampung Cimacan, Haurpanggung, Tarogong Kidul, Garut, Jawa Barat, Sabtu (16/7).(MI/KRISTIADI)

PEMERINTAH Kabupaten Garut menetapkan Keputusan Nomor 362/KEP.415-BPBD/2022 tanggal 16 Juli 2022 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor setelah lebih dari 100 desa di 14 kecamatan di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat terendam banjir pada Jumat (15/7).

Status tanggap darurat itu terhitung 14 hari sejak 16 Juli hingga 29 Juli 2022 mendatang.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengungkapkan, berdasarkan data yang dihimpun Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB, 14 kecamatan yang terdampak antara lain Kecamatan Cikajang, Tarogong Kidul, Pasirwangi, Cigedug, Bayongbong, Tarogong kaler, Samarang, Banyuresmi, Cibatu, Karangpawitan, Garut Kota, Cilawu, Banjarwangi dan Singajaya.

Sebanyak 6.031 Kepala Keluarga (KK) atau 18.873 jiwa terdampak dan 649 jiwa di antaranya mengungsi.

BPBD Kabupaten Garut melaporkan update kerugian meteriil sebanyak 4.035 unit rumah terdampak dengan 11 unit diantaranya rusak berat, 13 kantor pemerintah rusak sedang, 10 kantor pemerintah rusak ringan, 2 unit fasilitas pendidikan rusak sedang, dan 3 unit fasilitas Pendidikan rusak ringan.

Selain itu, tercatat sedikitnya 17.077 hektare kolam ikan milik warga terdampak.


Baca juga: Banjir Rob Rendam Jalan dan Tambak di Paciran


"Tim Tanggap Darurat BNPB didampingi BPBD Garut telah meninjau salah satu lokasi banjir di Desa Kulon, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota dan Kecamatan Ciwalen. Lokasi ini dipilih karena rumah warga berada di samping aliran Sungai Cimanuk dan diperkirakan lokasi paling parah terdampak banjir dan longsor," ucap Abdul dalam keterangannya, Senin (18/7).

Meski telah surut, lanjut dia, banjir menyisakan material lumpur yang menutupi jalan dan rumah warga. Warga secara bergotong royong dibantu BPBD, TNI, Polri, dinas terkait serta relawan membersihkan material lumpur.

Sementara itu, material longsor yang menutupi jalan di Kampung Cigayun dan Desa Sukamulya telah selesai dibersihkan oleh Dinas PUPR, sehingga sudah dapat dilalui oleh kendaraan roda dua dan empat.

Petugas hingga saat ini terus melakukan pendataan khususnya untuk rumah warga yang hanyut atau hilang tersapu banjir. Melalui Rapat Koordinasi Darurat bencana banjir dan tanah longsor, direncanakan untuk rumah warga yang berada di bantaran sungai akan di relokasi.

"Sementara itu, berbagai bantuan telah disalurkan kepada korban terdampak banjir dan longsor, diantaranya bantuan logistik dari BPBD Provinsi Jawa Barat dan Jasa Marga Provinsi Jawa Barat," tambah Abdul.

Lebih lanjut, Abdul mengimbau agar pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siap siaga menghadapi potensi bahaya banjir susulan. Menghadapi bahaya banjir, pemerintah daerah bersama warga dapat secara rutin dapat membersihkan saluran air, normalisasi sungai, melakukan perbaikan dan penguatan tanggul, serta menghijaukan kembali daerah resapan air di hulu dan sepanjang aliran sungai. (AD/OL-16)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya