Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
SEBUAH desa di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara hanya ditempati oleh anak-anak. Di desa itu ada 15 rumah, dengan masing-masing rumah ditempati sekitar 10 orang anak yang diasuh oleh satu orang ibu asuh. Total penghuni desa itu sebanyak 150 anak dengan 25 orang dewasa (pengasuh)
Pemandangannya yang ada di sekitar desa anak pun terasa sejuk dan asri. Setiap halaman rumah mereka dipenuhi dengan bunga-bunga yang dirawat oleh anak-anak tersebut. Mereka datang dengan latar belakang persoalan yang beragam.
Desa anak ini dilengkapi berbagai fasilitas bermain dan fasilitas belajar serta fasilitas olahraga. Siapapun yang hendak berkunjung di desa yang terletak di Waturia ini dilarang merokok. Hal ini dikarenakan melindungi anak-anak dari bahaya merokok.
Desa anak ini dibangun oleh SOS Children Village Indonesia yang merupakan organisasi non profit yang mendukung hak-hak anak dan berkomitmen untuk memberikan kebutuhan utama anak-anak yaitu keluarga dan orang tua.
Deputy Director Fund Development & Communications SOS Children Village Indonesia, Novita Irawaty Tanjung mengatakan desa anak ditempati oleh anak-anak yang kehilangan pengasuhan orang tua atau berisiko kehilangan pengasuhan dari orang tua.
Dia pun menyampaikan dalam desa anak SOS ini kita membangun rumah-rumah keluarga dalam pengasuhan berbasis keluarga. Khusus bagi anak-anak yang kehilangan pengasuhan orang tua atau berisiko sehingga selama berada di desa anak ini diberikan beberapa program penguatan keluarga seperti SOS Family Care (SFC) dan Family Strengthening Program (FSP)
"Dalam program-program berbasis keluarga itu kita berusaha menolong anak-anak karena banyak anak-anak yang kehilangan orang tua dan terlantar sehingga butuh pengasuhan," urai Novita, kepada mediaindonesia.com, Jumat (24/6) sambil berjalan mengelilingi desa anak tersebut.
Novita mengungkapkan selama anak-anak berada di desa anak ini mereka diasuh oleh ibu asuh sebagai ibu pengganti orang tua mereka, dengan merawat anak-anak hingga menjadi dewasa dan mandiri.
"Jadi anak-anak yang diasuh di Desa anak ini memiliki ayah dan ibunya karena anak-anak yang tinggal juga memiliki akte kelahiran. Jadi ibu asuh dan ayah asuh itu menjadi sosok orang tua mereka sehingga selama pengasuhan itu kita terapkan berbasis keluarga. Jadi mereka hidup seperti normal dirumah," papar dia.
Selain itu, jelas Novita, anak-anak juga diberikan pendidikan mulai dari Paud hingga kuliah sesuai dengan keinginan anak-anak tersebut. Mereka yang menentukan sekolah mana yang menjadi impiannya, baik di sekolah negeri maupun swasta.
"Desa anak ini sebenarnya ingin memastikan setiap anak yang terdampak dan rentan tetap mendapatkan hak-haknya sebagai pengasuhan berbasis keluarga," papar dia.
Sementara itu, Senior Edukator SOS Childrens Village Flores, Gregorius Yakob Matius mengatakan pola pengasuhan di desa anak ini berbasis keluarga persis seperti keluarga makanya tidak seperti asrama umumnya dan tidak seperti panti asuhan. "Jadi anak-anak yang tinggal di rumah-rumah yang sudah disediakan oleh kita dengan satu pengasuh seorang ibu. Itu
konsep kami sejak dari dulu," papar dia.
Dia menyampaikan total keseluruhan anak yang tinggal di Desa anak ini sebanyak 175 orang yang kita asuh. "Selama anak-anak berada di Desa anak ini mereka wajib membersihkan Areal rumahnya masing-masing. Di sini juga banyak aktivitas yang dilakukan oleh anak-anak seperti olahraga, kesenian, keagamaan, bahasa Inggris digital dan lain sebagainya. Prinsipnya semua aktivitas, kami upayakan untuk mereka yang berada di desa anak ini," tutup dia. (OL-13)
Baca Juga: Camat Nubatukan Proses Hukum Klaim Aset Taman Kota Swaolsa Titen
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, menggelar pelatihan pengelolaan sampah
Kematian tragis ibu hamil Maria Yunita dan bayinya di Kabupaten Sikka, NTT, memicu kecaman keras dari masyarakat dan organisasi masyarakat sipil di wilayah tersebut.
Pemerintah Daerah Kabupaten Sikka mendukung penuh pelaksanaan Festival Maumerelogia 5 yang akan berlangsung pada 15-24 Mei 2025.
Sebanyak empat orang yang diduga sebagai aktor intelektual di balik kasus Hak Guna Usaha (HGU) Tanah Nangahale di Kecamatan Talibura, Kabupaen Sikka, dilaporkan ke Polda NTT.
SEJAK tanggal 25 Januari 2025 hingga hari ini, publik masih dikejutkan oleh drama tanah HGU Nangahale di Maumere, Kabupaten Sikka-Flores.
Gempa dan tsunami yang pernah melanda Teluk Maumere, Kabupaten Sikka pada 12 Desember 1992 silam masih menyisakan jejak geologi yang patut menjadi pembelajaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved