Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ada PMK, Pedagang Sulit Dapat Sapi dan Biaya Perawatan Ternak Naik

Tosiani
19/6/2022 23:25
Ada PMK, Pedagang Sulit Dapat Sapi dan Biaya Perawatan Ternak Naik
Peternak melakukan perawatan sapi di kandang daerah Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (19/6).(MI/Tosiani)

MARAKNYA penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak membuat para pedagang sulit mendapat pasokan sapi. Padahal permintaan ternak sapi terus meningkat menjelang Perayaan Idul Adha yang jatuh pada 10 Juli.

Riko, 30, salah seorang pedagang asal Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengatakan, maraknya PMK amat berpengaruh pada bisnisnya. Ia kesulitan memperoleh pasokan ternak sapi. Ia juga harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk perawatan ternak agar terhindar dari PMK.

"Pengaruh PMK sangat besar, cari barangnya lebih sulit. Biasanya saya dapat barang dari Jawa Timur (Jatim), sekarang ternak dari Jatim susah masuk, jadi harus dilampiri surat keterangan kesehatan hewan (SKKH)," katanya, Minggu (19/6).

Riko menjelaskan, pada kondisi normal, dalam seminggu ia bisa mendapatkan pasokan ternak sapi sebanyak 20 ekor. Sekarang setelah marak PMK, paling banyak ia hanya mendapat pasokan 10 ekor sapi.

"Setelah ada PMK, saya cari sapi dari Jawa Tengah saja. Kadang cari di daerah Blora, Boyolali, Yogyakarta, dan lokal Banyumas. Yang penting harus pakai SKKH itu," imbuhnya.

Baca juga: Pemkab Cianjur Larang Pedagang Hewan Kurban Jualan di Pinggir Jalan

Terkait permintaan sapi menjelang Idul Adha, dari pengamatannya, orang cenderung masih takut membeli sapi untuk kurban karena PMK. Jadi ia hanya melayani pesanan dari para pelanggan saja.

Wabah PMK pada ternak, katanya, juga berdampak pada kenaikan harga sapi. Untuk sapi dalam kondisi sehat, harganya naik rata-rata Rp4-5 juta per ekor. Sapi dengan ukuran standar yang memiliki berat 300 kilogram (kg) semula dipasarkan seharga Rp 20 juta per ekor. Kini harganya naik menjadi Rp23-24 juta per ekor dengan bobot 300 kg.

"Kenaikan harga juga lantaran biaya operasional dan perawatan ternak sapi juga makin tinggi, naik sekitar 10% untuk vaksin dan sterilisasi. Vaksinasi diperlukan untuk menghindari penularan PMK," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya