Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMERINTAH Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengimbau pemilik peternakan tak menutupi informasi seandainya terdapat hewan ternak ruminansia bergejala penyakit mulut dan kuku (PMK). Imbauan itu menyusul sudah ditemukannya hewan ternak di Kabupaten Cianjur yang terindikasi terjangkit PMK.
"Saya sampaikan, bagi masyarakat yang memiliki hewan ternak terjangkit PMK, segera laporkan," tegas Bupati Cianjur, Herman Suherman, Selasa (24/5).
Cepatnya pelaporan, sebut Herman, berkaitan dengan penanganan yang nanti akan dilakukan sehingga tak menyebar di hewan ternak lainnya. Bila perlu, sebut Herman, harus dilakukan karantina. "Kalau ada yang terkena penyakit itu harus segera di-lockdown. Jangan sampai menyebar," ucapnya.
Instruksi tersebut dikeluarkan karena dalam waktu dekat umat muslim akan melaksanakan Idul Adha. Herman khawatir, seandainya tak dilakukan karantina sambil dilaksanakan penanganan kepada hewan terjangkit PMK, akan berdampak terhadap krisis pemenuhan kebutuhan menghadapi kurban.
"Kita sekarang akan menghadapi Iduladha. Masyarakat tentunya akan sangat membutuhkan hewan kurban. Jangan sampai penyakit ini terus mewabah, masyatakat kita enggak bisa kurban. Mumpung ada waktu 1,5 bulan ke depan, penyakit ini (PMK) harus bisa ditangani," ujarnya.
Herman mengaku Pemkab Cianjur sudah melaksanakan rapat koordinasi lintas sektoral mengevaluasi kondisi di lapangan serta bentuk-bentuk pencegahan dan penanganan. Rakor melibatkan unsur Polri, TNI, serta perangkat daerah teknis di lingkungan Pemkab Cianjur. "Rakornya dipimpin Sekda. Kita evaluasi di lapangan serta melakukan upaya-upaya pencegahan," ungkap Herman.
Pemkab Cianjur dan elemen lainnya berencana akan segera mengaktifkan cek poin pemeriksaan hewan ternak dari luar daerah. Titiknya akan difokuskan di wilayah perbatasan.
"Nanti ada polisi, Satpol PP, Dinas Peternakan, Dinas Kesehatan, dan instansi lainnya tergabung dalam tim, di setiap perbatasan akan ada cek poin. Sehingga (distribusi hewan ternak) yang akan masuk ke Cianjur harus betul-betul steril (sehat)," jelasnya.
Herman tak memungkiri sudah menerima laporan adanya hewan ternak, terutama sapi, yang terindikasi terjangkit PMK. Lokasi temuannya berada di Kecamatan Cilaku dan Sukaresmi. "Bahkan kemarin ada yang bawa (hewan ternak) pakai mobil, di perbatasan ketahuan, kita suruh pulang lagi," pungkasnya. (OL-15)
Dari total 200 ekor sapi kini tinggal 10 ekor yang belum terjual.
Vaksinasi dilakukan untuk memastikan ketersediaan daging sehat dan layak konsumsi
NOVITA Pristiani, 27, sejenak memandangi ratusan bibit lele di sebuah ember besar.
Pemeriksaan kesehatan PMK sapi ini sudah kami lakukan di 34 peternakan. Kegiatan tersebut akan terus dilaksanakan hingga semua peternakan atau lokasi penggemukan di Kota Tangerang
"Ciri-cirinya yang jelas jika diperiksa mulutnya itu seperti banyak sariawan atau pecah-pecah, lidahnya juga banyak sariawan,"
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kota Bekasi Wadi Rima mengatakan, sebanyak 19 sapi ternak positif terjangkit PMK
Perayaan Idul Adha biasanya diiringi dengan hidangan daging sapi atau kambing yang diperoleh dari hasil berkurban.
Peternak sapi kembali membuang kohe secara tradisional ke sungai, sehingga dampak pencemaran kepada lingkungan masih terjadi.
Sempat mogok, Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) pastikan pedagang daging di wilayah Jabodetabek sudah kembali berdagang
DPD Golkar Jakarta Barat menyerahkan sapi kurban untuk warga RW 02 Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah, Slipi Jakarta Barat, Kamis (22/7)
Sudin KPKP Jakarta Selatan mengerahkan tim pemeriksa kesehatan di 10 kecamatan untuk memeriksa kesehatan hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved