Headline
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.
SETELAH melintasi dua negara, kapal ekspedisi Spirit of Majapahit akhirnya tiba di pelabuhan Kaohsiung, Taiwan, Senin (6/6). Di negara berjuluk Negeri Formosa itu, tim ekspedisi kapal Spirit of Majapahit akan melanjutkan misi budaya yang ia emban.
"Melalui ekspedisi ini sekaligus menunjukkan kepada dunia atas kebesaran Nusantara di masa lalu. Kami bangga dengan pelayaran ini dan bersyukur kepada Tuhan bahwa awak kapal selamat sampai Kaohsiung," ujar oleh Direktur Pariwisata dan Transportasi Kantor Dagang dan Ekonomi (KDEI), Agung Sepande. Pihak KDEI menyatakan terima kasih kepada pemerintah Taiwan, khususnya pemerintah daerah Kaohsiung atas kerja sama yang baik.
Wartawan Media Indonesia Anata Syah Fitri dari Taiwan melaporkan kapal yang merupakan kapal replika dari kapal masa kerajaan Majapahit di abad ke-13 itu merapat di Pelabuhan Kaohsiung City, Taiwan sekitar pukul 10.00 pagi. Kedatangan Spirit of Majapahit disambut oleh Sekjen Walikota Kaohsiung City Ying-Pin Lin, Kepala Bagian Pelabuhan Kaohsiung, Ditjen Imigrasi Taiwan Yang Kuen-Jung, dan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya RI yang diwakili oleh TB Haeru Rahayu. Tampak pula masyarakat kota Kaohsiung serta warga negara Indonesia yang tinggal di Kaohsiung hadir di pelabuhan.
Ekspedisi Spirit of Majapahit merupakan napak tilas sejarah kejayaan pelaut Indonesia pada abad ke-13 lalu yang berhasil berlayar sampai Jepang. Catatan sejarah menyebutkan bahwa abad ke-13 merupakan masa kejayaan Kerajaan Majapahit dan sekaligus kejayaan pelaut Indonesia. Ketika itu, banyak pelaut Indonesia yang mampu berlayar hingga mencapai Negerti Matahari terbit. Namun, kejayaan pelaut-pelaut Nusantara tidak bertahan lama setelah raja Majapahit Hayam Wuruk wafat.
Atas dasar catatan sejarah itulah, Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya meluncurkan ekspedisi Spirit of Majapahit. Selain sebagai langkah konkret mendorong terciptanya Indonesia sebagai negara poros maritim dunia, keberangkatan tim ekspedisi juga diharapkan menjadi salah satu sarana untuk terus mempererat hubungan kebudayaan dengan negara-negara yang disinggahi.
Keberangkatan tim ekspedisi dilepas langsung Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli di kantor Kemenko Maritim pada 1 Mei 2016. Dalam sambutannya, Rizal mengatakan, ekspedisi Spirit of Majapahit dapat mengirimkan simbol dan pesan bahwa pemerintah Indonesia ingin rakyatnya kembali mencintai laut.
"Sudah terlalu lama kita memunggungi laut, kita lupa bahwa negara kita merupakan negara yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia. Sejak abad ke-13, negara kita merupakan negara maritim yang paling berpengaruh," cetusnya.
Kapal Spirit of Majapahit dinahkodai oleh Muhammad Amin Azis. Adapun kru kapal yang turut menyertai, yakni Sugiyono, Syahrir, Andi Irham, Wahab, Andi Rahman, Muhammad Affan Afif Ismunandar, Najib Hasanul Arifin, dan Sumitro. Material kapal terbuat dari kayu dengan panjang 20 meter dan lebar 4,5 meter. Perjalanan napak tilas tersebut dilakukan dengan rute utama Jakarta-Pontianak-Brunei Darussalam-Filipina-Taiwan-Jepang.
Kapal Spirit of Majapahit memulai perjalanan dari Pantai Marina Ancol, Jakarta dan singgah di Pontianak, Kalimantan Barat pada tanggal 14-17 Mei 2016. Spirit of Majapahit kemudian melanjutkan perjalanan hingga Brunei Darusallam dan Filipina sebelum akhirnya tiba di Taiwan.
Saat melepas jangkar di pelabuhan Serasa, Brunei Darusallam, pada 22 Mei 2016. Tim ekspedisi kala itu disambut langsung Duta Besar Indonesia untuk Brunei Darussalam Nurul Qomar. Turut hadir mendampingi, perwakilan Kementerian Kebudayaan dan Pemuda Brunei Darussalam, Jabatan Museum Maritim Brunei Darussalam, staf KBRI serta warga negara Indonesia yang berdomisili di Brunei.
"Ekspedisi Spirit of Majapahit merupakan momen yang berharga untuk menunjukkan kekuatan besar Indonesia yang sejak dahulu dikenal sebagai negeri maritim," kata Nurul dalam sambutannya.
Dari Brunei, kapal Spirit of Majapahit kemudian melanjutkan perjalanan ke kawasan perairan Manila, Filipina. Namun, kapal ekspedisi tidak masuk ke wilayah Filipina Selatan karena kawasan perairan tersebut masih rawan perompakan.
Dari Taiwan, kapal tersebut akan kembali berlayar hingga mencapai akhir dari rute ekspedisi, yakni pelabuhan Okinawa, Jepang. Selama menunggu keberangkatan, Spirit of Majapahit terbuka untuk umum. (X-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved