Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Ganjar Fasilitasi Petani Mulai Dari Bibit Sampai Riset

Haryanto
13/5/2022 21:40
Ganjar Fasilitasi Petani Mulai Dari Bibit Sampai Riset
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berkunjung ke KT Bangkit Merbabu di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jateng, Jumat (13/5)(MI/Haryanto)

UNTUK mengembangkan potensi kelompok tani (KT) di desa-desa, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo siap memfasilitasi kebutuhan petani, mulai dari bibit, lahan, hingga riset.

Hal itu disampaikan Ganjar saat berkunjung ke KT Bangkit Merbabu di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Ganjar mengatakan, KT Bangkit Merbabu sudah memiliki hasil pertanian yang cukup baik, dengan pemasukan minimal Rp3 juta perbulan.

"Jadi bagaimana kelompok tani dan Gapoktan bisa berkembang dengan modernitasnya. Itu segaris lurus tanah di sana bisa bisa dapat sebulan minimal Rp3 juta," kata Ganjar dalam keterangannya, Jumat (13/5/2022).

Ganjar mendorong Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jawa Tengah untuk berkoordinasi dengan BRIN dan kampus-kampus untuk memberi pendampingan kepada para petani.

Sebab, Ganjar menilai, jangan hanya petaninya saja yang dituntut untuk menanam, tapi banyak pihak mesti ikut terlibat untuk memajukan kesejahteraan para petani. Sehingga perekonomian daerah meningkat dan kemiskinan bisa berkurang.

"Diproduksi hulunya, tapi dihilirnya juga. Jadi manajemen, pengelolaan dan marketingnya dibentuk divisi-divisi. Kalau sudah bagus ditiru untuk mengembangkan kapasitas yang lain. Sehingga pendapatan desa naik, produknya unggul, masyarakat menikmati sayur kualitas tinggi," ujar Ganjar.

Selain itu, Ganjar juga mendorong KT di daerah lain untuk saling berembug untuk bertukar pengalaman, bibit hingga hasil tani di masing-masing daerah.

Lebih lanjut, Ketua KT Bangkit Merbabu, Rebo Wahono menyatakan, ada 111 komoditas yang dihasilkan di daerahnya, antara lain sawi, pagoda, buncis, kacang panjang dan kol. Beberapa diantaranya bahkan sudah diekspor hingga ke Singapura.

Kelompok tani yang berdiri sejak 2008 itu juga sudah memiliki 4 kelompok binaan. Rebo menyebut, hasil dari tanaman organik, jauh lebih menjanjikan daripada tanaman pupuk. Rebo bilang, perbandingan pemasukannya sekitar 60 persen.

"Kita di organik sangat menjanjikan yang pertama kita tidak perlu beli pupuk, pestisida dan semuanya bikin sendiri. Peningkatan dari pupuk ke organik pun lebih dari 60 persen," ungkap Rebo. (OL-13)

Baca Juga: Sektor Pariwisata Pulihkan Ekonomi Desa di Malang



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik