Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PANDEMI covid-19 meninggalkan banyak persoalan di Jawa Barat. Salah satunya bertambahnya anak yatim karena orangtua mereka meninggal akibat virus itu.
Kondisi itulah yang membuat Jabar Quick Response, tim kemanusiaan yang dibentuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat, memberikan perhatian atas persoalan tersebut.
Manajer Data dan Informasi JQR, Aditya Sanggaputra, mengatakan, pada
2021, pihaknya menerima 453 aduan terkait anak yatim. Dari jumlah itu, didominasi yang orangtuanya meninggal akibat covid-19.
"Di saat covid-19, jumlah aduan ke kami terkait anak yatim naik jadi 453 pada tahun kemarin," katanya di Bandung, Sabtu (23/4).
Menurut dia, persoalan yang dialami banyak anak-anak itu terkait ekonomi karena sang ayah selaku tulang punggung keluarga meninggal dunia.
Akibatnya, kata dia, mereka nyaris terancam putus sekolah karena
keluarga yang tidak mampu membiayai. Atas dasar itulah, pihaknya membuat tim khusus untuk menangani laporan terkait anak yatim.
Rumah Yatim
"Dalam mengatasinya, kami berkolaborasi dengan pihak lain," tambah Manajer Kemitraan dan Kelembagaan JQR, Dito Budiman.
Dia menyebut, salah satunya dengan berkolaborasi dengan Rumah Yatim. Lembaga ini dinilai memiliki kompetensi dan potensi yang besar untuk
membantu mengatasi persoalan anak yatim.
Untuk itu, lanjut Dito, pihaknya menggelar acara kepedulian untuk anak yatim yang diberi nama Gerobag Ramadan. "Sabtu dan Minggu ini kami berbagi dengan anak-anak yatim. Ada berbagai pelayanan terbaik yang khusus diberikan untuk adik-adik kita ini."
Bersama Rumah Yatim, pihaknya mengajak anak yatim berkeliling Kota
Bandung dengan menggunakan kendaraan roda empat. "Lalu kami ajak tur
keliling Gedung Sate, melihat-lihat tempat bersejarah itu," katanya.
Tak hanya itu, mereka pun diajak berkreasi dengan sejumlah permainan,
baik perlombaan moderen maupun permainan tradisional. "Lalu ada juga
santunan untuk mereka. Semoga bisa membantu kebutuhan mereka," katanya.
Lembaga kemanusiaan
Wakil Direktur Rumah Yatim, Abdurahman, menjelaskan, sebagai lembaga
kemanusiaan dari zakat masyarakat, pihaknya memiliki visi dan misi untuk memberi masa depan yang baik bagi anak yatim. Salah satunya dengan memberikan pendidikam yang terbaik hingga perguruan tinggi.
Dari 80 ribu lebih anak yatim yang dibinanya, menurut dia, terdapat 217
anak yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi. "Mereka kuliah, ada yang ambil kedokteran, arsitek, dan lain-lain," katanya.
Mengingat jumlah anak yang kuliah yang belum maksimal, pihaknya akan
mendirikan perguruan tinggi khusus anak yatim. "Agar semuanya bisa
kuliah, dan bisa mengubah masa depannya. Memutus rantai kemiskinan,"
tegas Abdurahman. (N-2)
Baznas (Bazis) DKI Jakarta memanfaatkan momentum kepedulian sosial ini dengan menyalurkan santunan senilai Rp3 miliar untuk 3.000 anak yatim di seluruh Jakarta.
Pelatihan ini diberikan kepada 15 anak usia 7 – 18 tahun di desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem Bali.
Acara yang berlangsung di Dalem Ning Hj Nur Cholisoh ini dihadiri lebih dari 100 tamu undangan, termasuk anak-anak dan para ibu, dalam suasana yang penuh kehangatan.
Baznas RI menerima penyaluran infak senilai Rp100 juta dari Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) untuk menyantuni anak yatim dan disabilitas binaan Baznas.
Dea Ayu Ferina dan Brillianto Adhie berbagi kasih dengan memberikan santunan kepada 80 anak yatim dan puluhan wali yang turut hadir di Lamongan.
Seluruh penerima santunan merupakan anak yatim piatu dari keluarga prasejahtera yang bermukim dekat dengan wilayah operasi Perusahaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved