Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
BPJS Kenagakerjaan memastikan pembiayaan pengobatan terhadap Zainal Abidin akan diberikan dengan plafon tidak terbatas, sampai pengemudi ojek online di Kota Medan, Sumatra Utara itu, sembuh.
BPJS Ketenagakerjaan juga akan membuatkan kaki palsu untuk pria berusia 53 tahun tersebut. Hal itu disampaikan Direktur Utama BPJS
Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) Anggoro Eko Cahyo seusai menjenguk Zainal di Rumah Sakit Murni Teguh Memorial Hospital (MTMH), Kota Medan, Jumat (8/4).
"Sesuai dengan amanat undang-undang kepada BP Jamsostek, untuk kejadian
kecelakaan kerja akan diberikan layanan pengobatan dan perawatan sampai
yang bersangkutan sembuh atau pengobatan dinyatakan selesai secara medis, tanpa ada batasan biaya. Itu komitmen kami," tegas Anggoro.
Dia mengungkapkan, Zainal terdaftar sebagai peserta pada dua program
perlindungan, yakni Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian
(JKM). Dia baru terdaftar sebagai peserta mulai Juni 2021 dengan
besaran iuran Rp16.800 per bulan.
Namun Anggoro mengatakan lama kepesertaan dan besaran iuran Zainal tidak memengaruhi maksimalnya jaminan yang diberikan BP Jamsostek. Sepanjang seseorang terdaftar menjadi peserta, BP Jamsostek akan memberi layanan jaminan semaksimal mungkin.
Adapun pengobatan dan perawatan Zainal hingga saat ini sudah memakan biaya sebesar Rp306 juta. Hari ini merupakan hari ke 58 ia berada di rumah sakit.
Selama dirawat, Zainal sudah tiga kali berpindah rumah sakit, mulai dari RS Herna, RSUP Haji Adam Malik hingga RS Murni Teguh.
Setelah Zainal keluar dari rumah sakit dan menjalani rawat jalan, BP
Jamsostek juga masih akan menyalurkan program santunan Sementara Tidak
Mampu Bekerja (STMB). Melalui program ini BP Jamsostek mengganti pendapatan Zainal yang hilang karena musibah yang dialaminya.
Selama 12 bulan pertama, Zainal akan mendapat 100% dari upah bulanan yang dilaporkan. Setelah itu dia akan menerima 50% dari upah bulanan, sampai dinyatakan sembuh.
Zainal juga akan mendapat bantuan kaki palsu dari BP Jamsostek setelah kondisinya sudah membaik.
"Kalau nanti sudah pulang dan pembengkakan sudah hilang, kita akan buatkan kaki palsu untuk Pak Zainal," ujar Anggoro.
Lebih jauh Anggoro memaparkan, peserta dapat memanfaatkan jaminan BP Jamsostek di rumah sakit yang sudah bekerja sama. Jaminan itu berupa pembiayaan pengobatan dan perawatan atas kecelakaan kerja yang dialami peserta di manapun kecelakaan itu terjadi.
Itu mengapa jaminan BP Jamsostek sangat penting bagi para pekerja, baik di sektor formal maupun nonformal. Terlebih bagi mereka yang sehari-harinya bekerja di lapangan, termasuk di sektor transportasi.
Dari total 234.370 kecelakaan kerja yang dialami peserta sepanjang 2021, sebanyak 29,40% atau 68.905 kasus di antaranya merupakan kecelakaan lalu lintas.
BP Jamsostek sendiri saat ini memiliki lima program jaminan untuk para
pekerja. Yakni Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM),
Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun (JP) dan yang terbaru adalah
Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
Khusus untuk pekerja sektor Bukan Penerima Upah (BPU) seperti ojol,
pedagang, petani, nelayan dan profesi yang bersifat individual lain, bisa memilih mendaftar untuk minimal dua program, yaitu JKK dan JKM.
Kepala Hampir Pecah
Kamis 10 Februari 2022 menjadi hari yang sangat buruk bagi Zainal Abidin. Saat akan menjemput calon penumpang pada sekitar pukul 16.00 WIB, musibah menghampirinya.
Ia diseruduk angkot di Jalan Wahid Hasyim, Medan. Zainal terlempar ke
gorong jalan dengan kondisi salah satu kakinya hancur dan kepalanya hampir pecah.
Andy Tan, salah satu dokter RS Murni Teguh yang menangani kasus ini
mengatakan, saat dirujuk ke rumah sakitnya, tempurung kepala Zainal
berlubang besar pada dua bagian. Setelah diobservasi, kedua lubang itu pun sudah diselimuti bakteri yang dapat mempercepat pembusukan.
"Tapi sekarang luka-luka kepala Pak Zainal sudah dijahit dan satu dua hari lagi bisa menjalani rawat jalan," ujarnya.
Sri Hartati, Istri Zainal Abidin, menuturkan saat ini kondisi suaminya
sudah mengalami kemajuan yang berarti. Bahkan sang suami kini sudah dapat berkomunikasi dengan baik setelah menjalani beberapa kali operasi.
Dia pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada BP Jamsostek yang menanggung seluruh biaya pengobatan dan perawatan suaminya.
"Kami merasa sangat terbantu atas manfaat program (JKK) ini. Saya tak
henti-hentinya berterima kasih dan mengucap syukur atas apa yang saya dan keluarga dapatkan selama ini," ungkapnya haru.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Andie Megantara, yang juga ikut membesuk mengatakan, dirinya melihat Zainal sudah mendapat penanganan yang baik di RS Murni Teguh.
"Ini rumah sakitnya sudah benar, mampu menangani pasien dengan baik,"
ujarnya.
Baginya, ini menjadi bukti bahwa BP Jamsostek sudah menjalin kerja sama
dengan rumah sakit-rumah sakit yang profesional sehingga peserta yang
menjadi pasien dapat ditangani dengan baik.
Dokter Mutiara, Presiden Direktur RS Murni Teguh memastikan rumah sakitnya tidak akan memberikan pelayanan yang berbeda kepada pasien peserta BPJS.
Ia berharap jumlah pasien peserta BPJS yang ditangani rumah sakitnya semakin bertambah.
"Kami merasakan betapa BP Jamsostek selalu memberi perhatian yang besar
terhadap pesertanya yang menjadi pasien kami," tandasnya. (N-2)
Pembangunan lembaga pemasyarakatan baru itu dilakukan di antaranya di Nusa Kambangan, Solo, dan Jawa Timur.
ANCAMAN bom ditujukan ke Bandara Jeddah dan Soekarno-Hatta membuat Tahani, jemaah asal Depok yang tergabung dalam Kloter JKS-12 harus singgah sejenak di Medan, Sumatra Utara.
Diskon tarif ini berlaku untuk pembelian tiket mulai 5 Juni hingga 31 Juli 2025, untuk periode keberangkatan di tanggal yang sama.
Endress+Hauser, perusahaan instrumentasi pengukuran, layanan, serta rekayasa proses industri, merelokasi kantor cabang Medan ke lokasi yang lebih strategis.
Selain itu, terdapat pula 8 perjalanan kereta api yang melintas di wilayah Aceh.
Peringkat smart city kota-kota Indonesia, Jakarta, Medan, dan Makassar kalah dari sejumlah kota dari negara-negara Asia Tenggara lain seperti Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok, dan Hanoi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved