Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PERKEMBANGAN teknologi adalah sebuah keniscayaan saat ini. Hal itu seiring dengan perkembangan jaman. Untuk itu Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta jajaran Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) agar menjaga integritas dalam bertugas.
Menurutnya, kemajuan sistem yang dibangun Dukcapil harus diimbangi dengan penyesuaian budaya kerja yang baik, dengan diawaki sumber daya manusia yang inovatif. Hal itu disampaikan Mendagri Tito Karnavian seusai membuka Rapat Koordinasi Nasional Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2022 di Badung, Bali, Selasa (8/2).
"Para personel yang mengawaki Dukcapil harus yang berintegrasi baik dan juga inovatif," kata Mendagri.
Baca juga: Dukcapil Berkomitmen Ganti Dokumen Kependudukan Korban ...
Ia mengaku tidak akan segan-segan menindak tegas setiap pelanggaran, termasuk penyimpangan moral, seperti pungutan liar atau pungli dalam kegiatan pelayanan publik, misalnya dalam pengurusan administrasi publik. "Saya juga mengambil tindakan tegas kalau nanti ada, misalnya masih ada pungli. Saya turunkan tim untuk mengecek."
Dalam kesempatan tersebut, Tito tertarik dengan tema Rakornas yakni SIAK Terpusat : Layanan Adminduk Digital Dalam Genggaman. "Saya merasa tertarik dengan temanya. Ini betul-betul tolong pahami. Saya ingat tentang bahasa ini, tentang dampak kemajuan teknologi informasi. Bahasanya adalah the world in your palm, dunia berada dalam genggaman karena teknologi informasi."
Ia menyampaikan, pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil terus mengalami perbaikan. Hal ini dapat dilihat dari sistem pelayanan yang sebelumnya manual kini menjadi digital.
"Saya melihat banyak sekali kemajuan yang sudah dicapai oleh rekan-rekan Dukcapil yang tadinya manual, bertemu fisik, sekarang dengan adanya digitalisasi di bidang Kedukcapilan, pemerintahan berbasis elektronik, maka masyarakat lebih dimudahkan," katanya.
Mantan Kapolri itu menyebut, hingga saat ini data kependudukan yang sudah masuk pada big data nasional mencapai 92%. Menurutnya, sistem Dukcapil ini juga dapat mengidentifikasi setiap adanya potensi pemalsuan dan data ganda identitas kependudukan.
"Karena itu dilengkapi dengan fitur-fitur secara spesifik sehingga sulit untuk doble atau dipalsukan. Itu menggunakan sidik jari, face recognition," katanya.
Mendagri mengatakan, kemudahan pekerjaan karena sistem kependudukan berbasis digital ini juga dapat diluhat dari sejumlah sektor, seperti soal rancangan pembangunan baik pusat maupun daerah, jumlah penduduk yang melahirkan, data stunting, data pasien covid-19, data testing dan tracing, dan data vaksinasi selama pandemik covid-19.
Tidak hanya itu, data Bantuan Sosial (Bansos) juga dapat diketahui melalui Big Data Dukcapil sebab Kementerian Sosial sendiri sudah membangun kerjasama dengan Dukcapil.
"Kepala Daerah juga bisa menggunakan itu. Oleh karena itu, Kepala Dinas Dukcapil jangan hanya mengumpulkan data tapi bagaimana membuat big data di masing-masing daerah yang dapat diinputkan kepada kepala daerah. Ini sangat komplek, sangat powerfull, dan sangat bermanfaat untuk semua, termasuk juga swasta dan dunia bisnis, dan lain-lain," kata Mendagri. (RO/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved