Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PENOLAKAN keberadaan aliran Ahmadiyah menjadi salah satu motif pengerusakan masjid atau rumah ibadah bagi jemaah Ahmadiyah yang berada di Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Jemaah Masjid Ahmadiyah Gemuh, Ta'zis saat dihubungi oleh Mediaindonesia.com, Senin (23/5).
Ta'ziz mengungkapkan masjid tersebut dibangun pada tahun 2003 di atas lahan resmi yang telah memiliki sertifikat. Setahun berselang, pihak pengurus pembangunan mesjid pun telah mengantongi surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) setempat. Namun, Ta'ziz sendiri pun merasa heran mengapa masih ada penolakan dari warga ataupun aparat sekitar.
"Masjid kami sudah mengantongi sertifikat dan IMB, tetapi kami bingung kenapa masih juga ditolak dan akhirnya dirusak," ujarnya.
Akibat adanya penolakan, pembangunan masjid akhirnya sempat tertunda. Ada beberapa bagian masjid yang terpaksa tidak bisa diselesaikan hingga saat ini. Hingga akhirnya pihak pengurus pun memutuskan untuk menyelesaikan pembangunan pada 16 Mei 2016 agar masjid dapat digunakan sebagaimana mestinya. Pihak pengurus pun mempekerjakan tukang untuk memasang atap di salah satu sudut mesjid.
"Baru beberapa hari bekerja, ada camat dan lurah yang datang. Mereka meminta pekerja bangunan untuk beristirahat dan berhenti bekerja. Karena tukang tidak berani maka mereka memutuskan untuk berhenti," terangnya.
Setalah itu, pihak pengurus masjid sempat mengganti tukang bangunan yang baru mulai bekerja pada Sabtu (21/5). Pekerjaan pun dapat diselesaikan dalam 1 hari. Namun, saat bangunan masjid hampir selesai dibangun, pada dini hari ada sekelompok massa yang tiba-tiba datang dan langsung mulai melakukan pengerusakan.
"Jam 1.30 dini hari saya dapat info dari salah satu jemaah bahwa masjid telah rusak karena diserang oleh massa. Jemaah tersebut memberi info ke saya bahwa masjid telah rusak parah," tuturnya.
Atas kejadian tersebut, akhirnya pengurus Masjid melaporkan peristiwa itu secara lisan kepada Kepala Polisi Sektor Gemuh, I Wayan Suprapto. Rencananya, pihak pengurus akan membuat laporan resmi sambil mengumpulkan saksi-saksi yang bisa dimintai keterangannya. (X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved