Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Minyak Goreng Satu Harga di Palembang Belum Efektif Berjalan

Dwi Apriani
30/1/2022 17:45
Minyak Goreng Satu Harga di Palembang Belum Efektif Berjalan
Minyak goreng(ANTARA)

PEDAGANG di pasar tradisional di Palembang, Sumatera Selatan masih menjual minyak goreng kemasan dengan harga Rp19.000 per liter. Hal ini masih berlangsung meskipun di pasar ritel harga minyak goreng sudah dipatok Rp14.000 per liternya.

Salah satu pedagang sembako di Pasar KM 5 Palembang, Nawawi Soleh, mengaku dirinya masih menjual stok minyak goreng lama. "Kita masih banyak stok di gudang. Itu modalnya tinggi. Kalau mau di jual Rp14.000 pasti kami rugi besar. Karenanya kami jual tetap Rp19.000," ucap dia, Minggu (30/1).

Tak hanya masih menjual minyak goreng dari stok lama, ia mengaku pihaknya kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga murah dari agen.

"Dapat minyak harga murah dari agen juga susah. Harus ada NPWP dan syarat-syarat lain. Jumlahnya pun dibatasi," ucapnya.

Sekretaris Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sumsel Irwansyah membenarkan bahwa pedagang kesulitan mendapat minyak dari agen. Untuk itu, kebanyakan pedagang hanya mengandalkan persediaan lama yang sudah dibeli untuk dijual kembali.

"Yang pasti, sekarang sebagian pedagang sudah sulit mendapat minyak goreng dari agen. Pedagang hanya mengandalkan stok yang ada," jelas dia.

Untuk mendapatkan minyak goreng sesuai harga anjuran pemerintah di pasar ritel moderen, tak menjamin stok selalu tersedia. Besarnya kebutuhan masyarakat membuat minyak goreng cepat habis di pasaran. "Kita belum tahu kenapa minyak goreng sekarang sulit didapat di agen oleh pedagang. Kita coba koordinasikan dengan Dinas Perdagangan," beber dia.

Kepala Dinas Perdagangan, Ahmad Rizali mengatakan, kendala distribusi minyak goreng dari agen yang terjadi saat ini karena masih berkoordinasi soal proses pembayaran subsidi dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit. Hal ini menyebabkan banyak pedagang di pasar tradisional memberlakukan harga lama, bukan Rp14.000 per liter.

"Karena memang belum efektif dan masih stok lama yang dijual. Stok baru juga belum masuk. Kita tunggu rilis dari Kementerian Perdagangan," beber dia.

Menurutnya, pedagang turut menjerit dengan harga minyak goreng yang melambung tinggi. Hal inilah yang menyebabkan pedagang memilih menjual stok lama sebelum penerapan harga baru dari pemerintah. "Salah satu yang jadi kendala, serapannya belum baik karena di pasar tradisional masih berlakukan harga lama, bukan Rp14.000 per liter," pungkasnya. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya