POLDA Banten menyebut buruh yang memasuki kantor Gubernur Banten, Rabu (22/12) lalu, adalah 50 orang perwakilan buruh yang hendak beraudiensi dengan Gubernur Banten.
"Massa yang masuk adalah perwakilan audensi yang disepakati internal sekitar 50 orang," kata Kabid Humas Polda Banten AKB Shinto Silitonga, Jumat (24/12).
Menurut Shinto Polres Serang sudah melakukan pengamanan aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh massa buruh di Kawasan Pusat Pemerintah Provinsi Banten (KP3B) pada Rabu (22/12).
Massa buruh ingin beraudiensi dengan Gubernur Banten, atau Sekda Banten, atau pejabat yang dapat berdiskusi dan menerima penyampaian aspirasi. Namun tidak ada pejabat yang bersedia menemui.
"Kelompok buruh ingin berdiskusi atau beraudiensi menyampaikan aspirasinya kepada Gubernur Banten atau pejabat pemerintah namun tidak ada pejabat yang bersedia menemui," ujar Shinto.
Shinto Silitonga menjelaskan personel Polres Serang Kota telah memfasilitasi perwakilan massa buruh untuk masuk dan melakukan audensi. Namun setelah sampai ke dalam kantor Gubernur, tidak tersedia tempat untuk beraudensi.
"Massa buruh menerobos masuk ke dalam ruang kerja Gubernur dan menemukan bahwa memang Gubernur sedang tidak berada di kantor," ungkap Shinto Silitonga.
Kemudian dmassa buruh mengambil beberapa minuman yang ada di dalam kulkas juga di atas meja di dalam ruangan kerja Gubernur.
"Namun tidak ada pengrusakan terhadap benda apapun yang ada di dalam ruang kerja Gubernur," lanjut Shinto.
Polda Banten menyayangkan aksi buruh memaksa masuk ke dalam ruang kerja Gubernur Banten dan tidak adanya pejabat representatif dari Pemerintah Provinsi Banten serta tempat yang dapat digunakan untuk menerima audiensi massa buruh guna berdialog dan berdiskusi.
"Polda Banten mempersilahkan pihak Pemprov Banten untuk melaporkan peristiwa tersebut untuk dapat diproses melalui mekanisme hukum pidana," jelas Shinto.
Shinto menambahkan, pascaperistiwa itu, Polres Kota Serang dan pihak Pemprov Banten mengecek ruangan dan tidak menemukan kerusakan barang di dalam ruang kerja Gubernur Banten.
"Polda Banten terus menghimbau massa buruh untuk dapat menahan diri dan tetap persuasif dalam menyampaikan aspirasinya," tutup Shinto. (J-1)