Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kembangkan Konsep Wisata Daulat Pangan

Denny Susanto
01/11/2021 06:45
Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kembangkan Konsep Wisata Daulat Pangan
Obyek wisata putimus terapkan konsep daulat pangan.(MI/Denny Susanto)

KURUNG-KURUNG, ritual adat yang menggambarkan tradisi berladang atau menanam padi tugalan, menjadi pembuka rangkaian kegiatan deklarasi kawasan wisata daulat pangan di obyek wisata Puncak Titian Musang, Dusun Papagaran, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Meski hujan terus mengguyur yang membuat trek pendakian ke lokasi wisata berketinggian 453 mdpl ini menjadi becek dan licin, para tamu undangan maupun pengunjung obyek wisata ini tetap antusias menikmati beragam acara yang ditampilkan pihak pengelola wisata. 

Sebagian dari mereka bahkan datang dari daerah yang jauh seperti Kota Banjarmasin dan kabupaten lainnya di Kalimantan Selatan.

Baca juga: Solo Great Sale Bukukan Transaksi hingga Rp1 Triliun Lebih

Dengan sarana dan fasilitas wisata yang masih minim, kegiatan yang merupakan bagian peringatan Hari Pangan Sedunia itu tetap berjalan. Suguhan tari-tarian dan ritual adat Suku Dayak Meratus, kesenian tradisional khas Banjar japin, musik panting, hingga pembacaan puisi bertema alam cukup menarik perhatian.

Tidak ketinggalan panitia menyuguhkan aneka pangan lokal hasil kebun dan pertanian warga desa seperti pisang maholi, kacang tanah, singkong, jagung, dan gumbili ungu. 

Ada pula buah-buahan lokal Pegunungan Meratus seperti durian, kapul, hingga patikala. 

Sedangkan menu santap siang adalah nasi humbal yaitu nasi yang dimasak di dalam bambu. Demikian juga sayuran dan ikan berasal dari desa setempat.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalsel Suparno menyebut sangat mendukung konsep pengembangan kawasan wisata yang menyuguhkan pangan dan kearifan lokal ini. 

"Pengembangan konsep yang disebut daulat pangan ini pertama di Kalsel. Ini menjadi daya tarik dan menunjukkan bahwa masyarakat desa di sini swasembada pangan," tutur Suparno, saat menyerahkan bantuan bibit tanaman pangan kepada Pokdarwis Datar Bunglai, pengelola obyek wisata Putimus.

Ketua Wilayah Serikat Petani Indonesia (SPI) Kalimantan Selatan, Dwi Putera Kurniawan mengatakan kawasan wisata daulat pangan adalah bagian dari upaya menciptakan kemandirian petani dan penduduk desa di sekitar lokasi wisata dengan tetap mengedepankan kearifan lokal.

Wisata daulat pangan adalah konsep pembangunan wisata di desa dengan memanfaatkan tanaman pangan lokal untuk wisata. 

"Hasil panen berupa pangan lokal seperti pisang, singkong, dan buah khas desa menjadi suguhan bagi pengunjung. Selain itu juga menjadi wisata edukasi bagi wisatawan," ujarnya.

Obyek wisata Puncak Titian Musang (Putimus) di Dusun Papagaran berjarak sekitar 31 kilometer ibu kota kabupaten. Putimus, yang memiliki ketinggian hampir 483 mdpl itu, menyuguhkan keindahan panorama alam Pegunungan Meratus juga matahari terbit dan tenggelam. 

"Obyek wisata Putimus dikembangkan warga lokal pascabencana besar banjir dan tanah longsor di awal 2021 lalu," tutur Reza, pengurus Pokdarwis Datar Bunglai, pengelola obyek wisata Putimus.

Pengembangan konsep wisata daulat pangan ini mendapat sokongan Pemkab Hulu Sungai Tengah dan diharapkan dapat diterapkan di obyek wisata lainnya guna meningkatkan ekonomi masyarakat desa sekitar obyek wisata. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya