Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KURUNG-KURUNG, ritual adat yang menggambarkan tradisi berladang atau menanam padi tugalan, menjadi pembuka rangkaian kegiatan deklarasi kawasan wisata daulat pangan di obyek wisata Puncak Titian Musang, Dusun Papagaran, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Meski hujan terus mengguyur yang membuat trek pendakian ke lokasi wisata berketinggian 453 mdpl ini menjadi becek dan licin, para tamu undangan maupun pengunjung obyek wisata ini tetap antusias menikmati beragam acara yang ditampilkan pihak pengelola wisata.
Sebagian dari mereka bahkan datang dari daerah yang jauh seperti Kota Banjarmasin dan kabupaten lainnya di Kalimantan Selatan.
Baca juga: Solo Great Sale Bukukan Transaksi hingga Rp1 Triliun Lebih
Dengan sarana dan fasilitas wisata yang masih minim, kegiatan yang merupakan bagian peringatan Hari Pangan Sedunia itu tetap berjalan. Suguhan tari-tarian dan ritual adat Suku Dayak Meratus, kesenian tradisional khas Banjar japin, musik panting, hingga pembacaan puisi bertema alam cukup menarik perhatian.
Tidak ketinggalan panitia menyuguhkan aneka pangan lokal hasil kebun dan pertanian warga desa seperti pisang maholi, kacang tanah, singkong, jagung, dan gumbili ungu.
Ada pula buah-buahan lokal Pegunungan Meratus seperti durian, kapul, hingga patikala.
Sedangkan menu santap siang adalah nasi humbal yaitu nasi yang dimasak di dalam bambu. Demikian juga sayuran dan ikan berasal dari desa setempat.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalsel Suparno menyebut sangat mendukung konsep pengembangan kawasan wisata yang menyuguhkan pangan dan kearifan lokal ini.
"Pengembangan konsep yang disebut daulat pangan ini pertama di Kalsel. Ini menjadi daya tarik dan menunjukkan bahwa masyarakat desa di sini swasembada pangan," tutur Suparno, saat menyerahkan bantuan bibit tanaman pangan kepada Pokdarwis Datar Bunglai, pengelola obyek wisata Putimus.
Ketua Wilayah Serikat Petani Indonesia (SPI) Kalimantan Selatan, Dwi Putera Kurniawan mengatakan kawasan wisata daulat pangan adalah bagian dari upaya menciptakan kemandirian petani dan penduduk desa di sekitar lokasi wisata dengan tetap mengedepankan kearifan lokal.
Wisata daulat pangan adalah konsep pembangunan wisata di desa dengan memanfaatkan tanaman pangan lokal untuk wisata.
"Hasil panen berupa pangan lokal seperti pisang, singkong, dan buah khas desa menjadi suguhan bagi pengunjung. Selain itu juga menjadi wisata edukasi bagi wisatawan," ujarnya.
Obyek wisata Puncak Titian Musang (Putimus) di Dusun Papagaran berjarak sekitar 31 kilometer ibu kota kabupaten. Putimus, yang memiliki ketinggian hampir 483 mdpl itu, menyuguhkan keindahan panorama alam Pegunungan Meratus juga matahari terbit dan tenggelam.
"Obyek wisata Putimus dikembangkan warga lokal pascabencana besar banjir dan tanah longsor di awal 2021 lalu," tutur Reza, pengurus Pokdarwis Datar Bunglai, pengelola obyek wisata Putimus.
Pengembangan konsep wisata daulat pangan ini mendapat sokongan Pemkab Hulu Sungai Tengah dan diharapkan dapat diterapkan di obyek wisata lainnya guna meningkatkan ekonomi masyarakat desa sekitar obyek wisata. (OL-1)
DI tangan Gubernur Sahbirin Noor ada angin perubahan yang diembuskan
HUTAN tidak hanya kayu. Para petani di pinggiran hutan di Kalimantan Selatan sudah membuktikannya
PROGRAM Revolusi Hijau tidak fokus pada satu soal. Selain penanaman pohon sebagai sebuah gerakan massal
PEGUNUNGAN Meratus merupakan gugusan gunung yang memanjang dari selatan ke utara melintasi 10 kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan
MENYAMBUT tibanya bulan suci Ramadan 1445 H, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali menggelar Ramadhan Cake Fair (Pasar Wadai).
Dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan RI ke 75 pendakian puncak Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan ditiadakan karena pandemi covid-19.
Bacapres Ganjar Pranowo menyatakan setiap keluarga Indonesia mempunyai hak untuk bisa mewujudkan kedaulatan pangan. Hal itu disampaikan Ganjar usai berkunjung ke Taman Agro Eduwisata
SYL mengatakan, menekan ketergantungan impor harus bisa dibuktikan dengan peningkatan produksi tanaman pangan dan juga produksi panganan lokal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved